Kisah Pangeran Sambernyawa: Ahli Gerilya yang Bikin Gentar Penjajah Belanda
Reporter
Hendra Saputra
Editor
Dede Nana
14 - Aug - 2022, 05:40
JATIMTIMES - Pejuang Tanah Air memilih julukan, kemampuan dan keunikan sendiri-sendiri dalam menumpas penjajah dari Indonesia. Salah satunya Raden Mas Said atau yang dikenal Pangeran Sambernyawa.
Raden Mas Said merupakan panglima perang yang dikenal mumpuni, terbukti selama hidupnya tidak kurang 250 kali pertempuran dijalani dengan tidak menderita kekalahan yang berarti.
Baca Juga : Salman Rushdie Penulis Ayat-Ayat Setan Ditikam Berulangkali
Dengan kemampuan yang sangat mumpuni itu, Raden Mas Said mendapat julukan Pangeran Sambernyawa. Karena ia dianggap sebagai penebar maut bagi siapa saja lawan yang berhadapan di pertempuran.
Berkat keuletan dan ketangguhan Raden Mas Said dalam taktik pertempuran dan bergerilya, wilayah perjuangannya meluas meliputi Ponorogo, Madiun dan Rembang bahkan sampai daerah Yogyakarta. Pada akhirnya atas bujukan Sunan Paku Buwono III, Raden Mas Said bersedia diajak ke meja perundingan guna mengakhiri pertempuran.
Dalam perundingan yang melibatkan Sunan Paku Buwono III, Sultan Hamengkubuwono I dan pihak Kompeni Belanda, disepakati bahwa Raden Mas Said mendapat daerah kekuasaan dan diangkat sebagai Adipati Miji atau mandiri bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro I.
Penetapan wilayah kekuasaan Raden Mas Said terjadi pada tanggal 17 Maret 1757 melalui sebuah perjanjian di daerah Salatiga. Kedudukannya sebagai Adipati Miji sejajar dengan kedudukan Sunan Paku Buwono III dan Sultan Hamengkubuwono I dengan daerah kekuasaan meliputi wilayah Keduwang (daerah Wonogiri bagian timur), Honggobayan (daerah timur laut Kota Wonogiri sampai perbatasan Jatipurno dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar), Sembuyan (daerah sekitar Wuryantoro dan Baturetno), Matesih, dan Gunung Kidul.
KGPAA Mangkunegoro I membagi wilayah Kabupaten Wonogiri menjadi 5 (lima) daerah yang masing-masing memiliki ciri khas atau karakteristik yang digunakan sebagai metode dalam menyusun strategi kepemimpinan.
Antara lain adalah Daerah Nglaroh (wilayah Wonogiri bagian utara, sekarang masuk wilayah kecamatan Selogiri). Sifat rakyat daerah ini adalah Bandol Ngrompol yang berarti kuat dari segi rohani dan jasmani, memiliki sifat bergerombol atau berkumpul. Karakteristik ini sangat positif dalam kaitannya untuk menggalang persatuan dan kesatuan...