DPRD Surabaya Bentuk Raperda Majukan Budaya dan Nilai Kepahlawanan
Reporter
M. Bahrul Marzuki
Editor
A Yahya
08 - Jan - 2022, 04:35
JATIMTIMES - Kota Surabaya yang identik dengan sebutan Kota Pahlawan masih dianggap sebagai jargon semata. Belum adanya Peraturan Daerah (Perda) untuk memajukan kota berdasarkan kebudayaan dan nilai kepahlawanan menjadi salah satu penyebabnya.
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya AH Thony menyampaikan, Surabaya perlu memiliki Perda yang berkaitan dengan Pemajuan Kebudayaan, Kejuangan, dan Kepahlawanan Kota Surabaya untuk menindaklanjuti UU Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 tahun 2017.
Baca Juga : Menduga Program Unggulan PBNU di 2021-2026
"Di dalam UU itu mengamanatkan ada 10 objek Kebudayaan yang harus kita eksplor dan karena pertimbangan kekuatan lokal kita ditambah dengan dua, yakni perjuangan dan kepahlawanan," jelas AH Thony.
Lebih lanjut, Thony menyampaikan, 10 objek kebudayaan itu adalah tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, dan olahraga tradisional.
Untuk itu, Thony menginisiasi adanya Rancangan Perda (Raperda) inisiatif bersama akademisi dan komunitas pecinta sejarah yang diberi nama Raperda Pemajuan Kebudayaan, Kejuangan, dan Kepahlawanan Kota Surabaya.
Tujuan Raperda ini untuk melestarikan dan memberikan arah untuk perkembangan Kota Surabaya ke depan. Serta tidak menghilangkan esensi dari nilai kebudayaan dan kepahlawanan yang melekat di Kota Surabaya.
"Kita tahu bahwa ada satu proses akulturasi budaya yang begitu rupa. Kita punya budaya-budaya dari leluhur, kita punya kreatifitas kemampuan yang tidak kalah dari pihak luar, tapi kemudian terkikis karena tidak termanage dengan baik, tidak diamankan dengan baik, tidak dikaji dengan baik, tidak dikembangkan dengan baik, dan tidak tersosoalisasi dengan baik. Akhirnya nilai-nilai itu tenggelam karena ada proses pembiaran," urai Thony.
Menurut Thony selama ini pembanguan Kota Surabaya saat ini lebih didominasi dengan pendekatan infrastruktur bangunan yang bersifat kebendaan. Sedangkan pembangunan tak benda masih kurang diperhatikan.
Baca Juga : Baca Selengkapnya