Literasi Digital Malang Jawa Timur 2021, Kupas Tuntas Perubahan Kultur Bersosialisasi
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Dede Nana
16 - Sep - 2021, 06:27
JATIMTIMES - Perubahan pada segala aspek kehidupan, memang tak dapat dipungkiri pada era digitalisasi saat ini. Salah satunya adalah aspek pendidikan. Dalam proses pembelajaran, saat ini dilakukan secara daring. Hal itu tentu memanfaatkan teknologi dalam pelaksanaannya.
Oleh karenanya, mau tak mau setiap lapisan masyarakat harus akrab dan familiar terhadap perkembangan dunia digital, terlebih lagi di masa Pandemi Covid-19. Akan tetapi yang menjadi catatan, adaptasi dan perubahan tersebut, nampaknya tidak berjalan mulus. Sebab, baik peserta didik maupun tenaga pendidik memiliki kelemahan masing-masing dengan adanya perubahan proses belajar mengajar tersebut.
Baca Juga : Alami Surplus hingga US$4,74 Miliar, Nilai Ekspor Indonesia Catat Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah
Hal tersebut menggelitik Guru SMP Raden Fatah Kota Batu sekaligus Pegiat Komunitas Literasi Rumahilir Wida Purnama. Dalam webinar bertajuk Literasi Digital Malang Jawa Timur 2021 'Berbincang Dengan Hoax, Media Sosial dan Dunia Digital', Wida mengangkat tema Sisi Kelam Dunia Digital, Selasa (14/9/2021).
Program Literasi Digital Nasional sendiri merupakan program yang diluncurkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk meningkatkan kecakapan masyarakat dalam dunia digital. Kelas digital dilaksanakan secara simultan di 514 kota dan kabupaten seluruh Indonesia.
Tujuan penyelenggaraan program tersebut yakni guna membekali warganet dalam berinteraksi di ruang digital baik dari segi etika, kemampuan, keamanan dan budaya digital. Kegiatan ini pun aktif menghadirkan banyak narasumber lokal.
Dalam pemaparannya, Wida menyebut secara langsung terjadi perubahan kultur di masyarakat dengan adanya digitalisasi. Pandemi pun seolah bersinergi dengan digitalisasi dalam menjangkau peserta didik. Latar belakang tenaga pendidik dan siswa yang beragam pun diuji dengan adanya pandemi dan digitalisasi. SDM tenaga pendidik kemudian dituntut bisa memenuhi kebutuhan para siswa. Sedangkan siswa merasakan kesulitan menerima materi.
"Ada banyak wali murid yang kemudian mengeluh anaknya susah menerima materi. Di sisi lain SDM guru juga susah mengakses teknologi," terangnya.
Bukan hanya itu, hal yang menjadi perhatian serius berkaitan dengan budaya masyarakat menurutnya mengacu pada lima aspek. Kelima aspek itu menurutnya mengamini sisi kelam digitalisasi. Lima hal yang kelam dalam peradaban digitalisasi itu menurutnya adalah budaya bersemuka, maraknya dehumanisasi, bah informasi, semua bisa jadi pakar, dan musnahnya ruh literasi...