Lagi-Lagi Macet Dikeluhkan, Dewan Kembali Usul Pembangunan Jalan Baru
Reporter
Pipit Anggraeni
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
17 - Oct - 2020, 09:26
Lagi-lagi macet di Kota Malang kembali dikeluhkan masyarakat dan para pengguna jalan. Karena meskipun masa pandemi covid-19, arus lalu lintas di Kota Pendidikan ini masih tetap padat. Terutama di saat jam-jam sibuk di beberapa kawasan yang selama ini memang selalu mengalami kemacetan.
Legislatif pun kembali meminta agar Pemerintah Kota Malang lebih serius dalam mengatasi permasalahan macet yang masih terjadi. Salah satunya disampaikan anggota DPRD Kota Malang Fraksi Demokrat, PAN, Perindo (Damai), Alkasa Sulima yang menyarankan agar Pemerintah Kota Malang segera mencari ruas-ruas jalan baru sekaligus meningkatkan status jalan dan jembatan agar lebih manfaat.
"Sehingga kemacetan yang dikeluhkan itu bisa segera teratasi," katanya.
Baca Juga : Tak Punya Crane, Satpol PP Pemkab Malang Terkendala Tertibkan Iklan Liar
Usulan membuat ruas jalan baru itu sebelumnya juga telah disampaikan legislatif dalam berbagai kesempatan. Karena jumlah kendaraan yang memanfaatkan jalanan Kota Malang selalu mengalami penambahan setiap tahunnya. Namun ruas jalan di Kota Malang sama sekali tak pernah ada penambahan.
Dari beberapa data yang dipublikasikan, menyebutkan jika jumlah kendaraan di Kota Malang terus bertambah sejak 2012. Sebanyak 858.666 kendaraan tercatat pada 2012, dan naik menjadi 895.556 pada 2013. Angka itu terus bertambah menjadi 898.556 pada 2014 dan 943.156 pada 2015. Selanjutnya jumlah kendaraan di Kota Malang mencapai 1.045.380 pada 2016.
Wali Kota Malang Sutiaji menyampaikan, upaya mengurai kemacetan terus dilakukan. Di antaranya adalah melalui pelebaran di 30 titik persimpangan. Pelebaran yang akan dilakukan secara bertahap itu rencananya mulai dikerjakan tahun ini. Namun memang urung dikerjakan lantaran pandemi covid-19.
Pada rencana awal, persimpangan yang akan dilebarkan itu meliputi Jalan Muharto, Polehan, Sawojajar, Soekarno Hatta, Sulfat, Mergan hingga kasawan Tunggulwulung. Sejak 2019, kajian dan pemantauan mengenai titik tersebut telah dilakukan.
Baca Juga : Baca Selengkapnya