Ingin Berwisata ke Gunung Bromo di Tengah Pandemi? Ini Syarat Wajib Bagi Traveller
Reporter
Arifina Cahyati Firdausi
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
25 - Aug - 2020, 08:05
Pasca kurang lebih 6 bulan ditutup akibat pandemi Covid-19, Wisata Gunung Bromo akan kembali menyapa wisatawan dalam waktu dekat. Tepatnya, tanggal 28 Agustus 2020 mulai pukul 13.00 area wisata ini secara resmi kembali dibuka.
Namun, bagi wisatawan yang ingin kembali menikmati keindahan padang pasir Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) ini harus mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang cukup ketat.
Baca Juga : Jumlah Wisatawan Capai 30 Ribu, Dispar Kota Batu: Harapan Kita 2 Juta Akhir Tahun
Kepala Balai Besar TNBTS, John Kenedie menyatakan para traveler yang ingin mengunjungi kawasan Gunung Bromo dibatasi dengan daya dukung atau caring capacity sebesar 20 persen saja.
Meski semua spot wisata dibuka, namun SOP protokol kesehatan pencegahan Covid-19 diberlakukan dengan ketat. Baik itu bagi pengunjung maupun pengelola wisata di kawasan TNBTS.
"Semua iya (spot wisata TNBTS dibuka), ndak ada masalah. Protokol ketat ya, di sana ada tim medisnya, ambulance-nya. Kan agak beda kalau zaman covid ini, ketat betul. Kita juga akan melakukan pembinaan terhadap petugas kita. Jangan sampai nanti kita mengetatkan pengunjung petugas kita ternyata tidak ketat," ujarnya, Selasa (25/8/2020).
Lantas, sayarat apa saja yang harus dipenuhi wisatawan saat berkunjung ke area wisata TNBTS?
John menyebut, wisatawan wajib melakukan pemesanan tiket melalui booking online. Yang mana hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya meminimalisir kontak erat perorangan.
Kemudian, setiap wisatawan harus dicek suhu sebelum memasuki area wisata dengan batas maksimal 37,3 derajat celcius. Lalu, menyertakan surat keterangan sehat bebas ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).
Baca Juga : Berkah Libur Panjang, Home Stay di Kebun Teh Nglinggo Raup Jutaan Rupiah
"Kesepakatan kita, SOP itu nanti menyertakan surat keterangan sehat bebas ISPA dari puskesmas. Itu harus ada, wajib. Kita tidak rapid test karena biaya cukup mahal juga ya," imbuhnya...