Kisah Sahabat Rasulullah, Berhasil Menyelinap dan Mencuri Informasi Musuh
Reporter
Pipit Anggraeni
Editor
Nurlayla Ratri
25 - Apr - 2020, 03:13
Selama masa perjuangan, Rasulullah SAW dan pasukan muslim telah beberapa kali melakukan peperangan.
Salah satu peperangan yang banyak didengar adalah Pertempuran Khandaq yang juga dikenal sebagai Pertempuran Al-Ahzab.
Dikisahkan, peperangan yang melibatkan umat muslimin dengan kaum kafir Quraisy makkah dan yahudi bani Nadir itu telah berhasil dimenangkan umat muslimin.
Ada banyak perjalanan yang kemudian membuat umat muslimin memenangkan peperangan tersebut.
Dr. Khalid Zeed Abdullah Basalamah, Lc., M.A. atau lebih dikenal sebagai Ustadz Khalid Basalamah menyampaikan, saat itu pasukan muslimin berjumlah tiga ribu orang.
Sementara pasukan musuh ada sekitar 10 ribu orang. Pasukan musuh pun mengepung Madinah sangat lama.
Namun pasukan musuh tak dapat memasuki benteng umat Muslim. Saat itu, benteng dikelilingi dengan parit untuk menahan pasukan musuh. Hingga pada akhirnya, ada kisah unik yang terjadi di hari ke 45 pengepungan Madinah.
Di hari itu, salah satu pemimpin Quraisy, Nua'im bin Mas'ud al-Asyja'i dikatakan telah melemparkan anak panah disertai dengan sebuah surat. Surat itu berisikan kalimat, "Wahai Muhammad, jemputlah aku. Aku ingin masuk Islam".
Nua'im bin Mas'ud al-Asyja'i sendiri merupakan salah satu pimpinan kaum Quraisy yang sangat terkenal dan disegani. Dia memiliki kedudukan ke dua setelah pimpinan kaun Quraisy yaitu Abu Sufyan.
Setelah mendapat surat itu, kemudian Rasulullah memerintahkan menurunkan tali dan kayu di parit. Peristiwa itu terjadi di malam hari dan tak ada orang yang mengetahui.
Dia benar-benar datang dan mengucapkan kalimat syahadat serta masuk Islam. Rasulullah sangat gembira.
"Dan masuknya Na'im memeluk Islam Itu menjadi salah satu sebab muslimin menang dalam peperangan tersebut," terang Ustadz Basalamah.
Usai masuk Islam, Na'im berkata jika dia siap diutus dan diperintahkan apapun. Kemudian Rasulullah meminta Na'im memporak-porandakan pasukan musuh. Na'im pun menyetujui itu dan kembali menuruni benteng serta kembali ke perkemahan.
Na'im yang mengetahui jika di pojok parit terdapat perkemahan kaum Yahudi pun akhirnya memilih mendatangi mereka. Di sana, Naim meminta izin masuk ke benteng dan berbicara dengan para pimpinan Yahudi.
Karena Na'im mengetahui, di sanalah Yahudi meloloskan para musuh Rasulullah agar berhasil memasuki benteng.
Kaum Yahudi mengetahui jika Na'im adalah tokoh pimpinan Quraisy dan akhirnya diizinkan masuk. Lalu di sana dia mengobrol dengan tokoh Yahudi dan mulai mengacaukan mereka. Di sana Na'im memberikan saran agar Yahudi meminta 10 pimpinan Quraisy bergabung dengan mereka.
Dengan alasan, Quraisy tengah dalam masa kejenuhan. Jika pasukan Quraisy yang merupakan pasukan terbesar dalam perang itu memilih mundur, maka kaum Yahudi akan mendapat kesulitan.
Untuk menjamin pasukan Quraisy tak mundur, Na'im menyarankan agar Yahudi meminta 10 pemimpin Quraisy...