Selama masa perjuangan, Rasulullah SAW dan pasukan muslim telah beberapa kali melakukan peperangan.
Salah satu peperangan yang banyak didengar adalah Pertempuran Khandaq yang juga dikenal sebagai Pertempuran Al-Ahzab.
Dikisahkan, peperangan yang melibatkan umat muslimin dengan kaum kafir Quraisy makkah dan yahudi bani Nadir itu telah berhasil dimenangkan umat muslimin.
Ada banyak perjalanan yang kemudian membuat umat muslimin memenangkan peperangan tersebut.
Dr. Khalid Zeed Abdullah Basalamah, Lc., M.A. atau lebih dikenal sebagai Ustadz Khalid Basalamah menyampaikan, saat itu pasukan muslimin berjumlah tiga ribu orang.
Sementara pasukan musuh ada sekitar 10 ribu orang. Pasukan musuh pun mengepung Madinah sangat lama.
Namun pasukan musuh tak dapat memasuki benteng umat Muslim. Saat itu, benteng dikelilingi dengan parit untuk menahan pasukan musuh. Hingga pada akhirnya, ada kisah unik yang terjadi di hari ke 45 pengepungan Madinah.
Di hari itu, salah satu pemimpin Quraisy, Nua'im bin Mas'ud al-Asyja'i dikatakan telah melemparkan anak panah disertai dengan sebuah surat. Surat itu berisikan kalimat, "Wahai Muhammad, jemputlah aku. Aku ingin masuk Islam".
Nua'im bin Mas'ud al-Asyja'i sendiri merupakan salah satu pimpinan kaum Quraisy yang sangat terkenal dan disegani. Dia memiliki kedudukan ke dua setelah pimpinan kaun Quraisy yaitu Abu Sufyan.
Setelah mendapat surat itu, kemudian Rasulullah memerintahkan menurunkan tali dan kayu di parit. Peristiwa itu terjadi di malam hari dan tak ada orang yang mengetahui.
Dia benar-benar datang dan mengucapkan kalimat syahadat serta masuk Islam. Rasulullah sangat gembira.
"Dan masuknya Na'im memeluk Islam Itu menjadi salah satu sebab muslimin menang dalam peperangan tersebut," terang Ustadz Basalamah.
Usai masuk Islam, Na'im berkata jika dia siap diutus dan diperintahkan apapun. Kemudian Rasulullah meminta Na'im memporak-porandakan pasukan musuh. Na'im pun menyetujui itu dan kembali menuruni benteng serta kembali ke perkemahan.
Na'im yang mengetahui jika di pojok parit terdapat perkemahan kaum Yahudi pun akhirnya memilih mendatangi mereka. Di sana, Naim meminta izin masuk ke benteng dan berbicara dengan para pimpinan Yahudi.
Karena Na'im mengetahui, di sanalah Yahudi meloloskan para musuh Rasulullah agar berhasil memasuki benteng.
Kaum Yahudi mengetahui jika Na'im adalah tokoh pimpinan Quraisy dan akhirnya diizinkan masuk. Lalu di sana dia mengobrol dengan tokoh Yahudi dan mulai mengacaukan mereka. Di sana Na'im memberikan saran agar Yahudi meminta 10 pimpinan Quraisy bergabung dengan mereka.
Dengan alasan, Quraisy tengah dalam masa kejenuhan. Jika pasukan Quraisy yang merupakan pasukan terbesar dalam perang itu memilih mundur, maka kaum Yahudi akan mendapat kesulitan.
Untuk menjamin pasukan Quraisy tak mundur, Na'im menyarankan agar Yahudi meminta 10 pemimpin Quraisy. Saran itu diiyakan oleh kaum Yahudi.
Lalu Na'im turun dari benteng dan kembali berkumpul dengan pimpinan Quraisy. Dengan strateginya, Na'im menyampaikan jika rekan mereka yaitu kaum Yahudi telah berkhianat.
Sebagai bukti, Na'im menyebut jika Yahudi akan meminta 10 orang dari Quraisy untuk dijadikan sebagai tebusan kepada Muhammad.
Lalu Quraisy percaya akan pernyataan yang disampaikan Na'im. Namun pimpinan mereka yaitu Abu Sufyan jeli dan berkata jika ia akan memastikannya terlebih dulu kepada Yahudi. Abu Sufyan pun pergi ke perkemahan kaum Yahudi dan membawa strategi perang.
Abu Sufyan berkata "Hai Yahudi, besok kita akan serang Muhammad. Kau dari bentengmu dan kami dari parit,".
Lalu orang Yahudi berkata, "Hai Sufyan, kau tahu besok adalah hari Sabtu, dan hari Sabtu orang-orang Yahudi tak berperang,".
Kemudian Abu Sufyan mengiyakan dan mengganti hari Minggu. Lalu Yahudi mengiyakan dengan syarat 10 pimpinan Quraisy harus diberikan kepada pasukan Yahudi. Lalu Abu Sufyan pun mulai percaya dengan Naim.
Abu Sofyan kemudian kembali dan mengumpulkan orang Quraisy. Bersamaan dengan itu, wahyu turun dari Allah dan menyampaikan jika Na'im berhasil mengacaukan mereka.
Di saat yang bersamaan pula, Madinah yang dingin dan gelap dihiasi dengan pertemuan antara Rasulullah dan para sahabat.
Saat itu Rasulullah berkata, "Siapa yang bisa pergi menyeberang ke sebelah pasukan musuh dan bawakan informasi ke saya, dia akan menjadi rekanku di surga".
Saat itu tak satupun yang berbicara dan Rasulullah berkata lagi hingga tiga kali. Riwayat pertama menyebut saat itu Rasulullah memanggil Hudzaifah bin al-Yaman. Lalu riwayat ke dua menyebut jika Rasulullah berdiri dan berkeliling di antara sahabat.
Kemudian Khudzaifah berkata, "saya kedinginan dan tidak punya selimut kecuali selimut istri saya yang kecil. Saya bawa ke parit dan bisa menutupi sampai lutut. Betis saya sampai kaki ini sangat dingin,".
Lalu tiba-tiba kaki Rasulullah menyentuh kaki Khudzaifah dan Rasulullah berkata,"Siapa ini,".
Dan Khudzaifah menjawab "Khudzaifah ya Rasulullah,".
Dalam kondisi gelap dan dingin, Rasulullah yang meminta salah satu sahabatnya itu untuk menyeberang ke perkemahan musuh. Lalu Khudzaifah berdiri dan diminta mencari informasi dan tidak melakukan apapun kecuali mencari informasi.
Dalam kondisi yang dingin tubuhnya tiba-tiba terasa hangat saat menerima perintah Rasulullah tersebut.
Khudzaifah pun akhirnya masuk ke pasukan musuh. Ketika itu juga bersamaan dengan Abu Sufyan yang baru kembali dari perkemahan orang Yahudi.
Ketika itu, Abu Zufyan mengajak semua orang berkumpul dan menyampaikan ada hal yang ingin dia sampaikan.
Khudzaifah mendengar itu dan tak melakukan apapun meski ia bisa membunuh Abu Sufyan saat itu juga.
Saat itu, Abu Sofyan juga meminta agar pasukan yang dikumpulkan untuk mengenali orang disampingnya, agar tak ada musuh yang menyelinap.
Lalu Khudzaifah pun saat itu kebingungan. Dan dengan cerdas ia memegang tangan orang di sebelah kanan dan kirinya dan bertanya siapa mereka. Sehingga dia tak ada yang menanyai siapa dirinya sebenarnya.
Setelah itu dia mendengarkan informasi bahwa Quraisy menyebut jika Yahudi telah berkhianat dan Abu Sufyan memerintahkan pasukannya untuk pulang. Saat itu kejenuhan di dalam pasukan juga sangat besar.
Maka mereka semua pulang pada malam itu. Lalu Khudzaifah kembali ke perkemahan dan melihat Rasulullah tengah shalat dan saat itu dia kembali merasa kedinginan dari yang sebelumnya merasa hangat.
Khudzaifah yang kedinginan pun berlindung bersama Rasulullah. Kemudian ia menyampaikan informasi tersebut kepada Rasulullah.