Mendidik karakter itu adalah bagian dari ikhtiar membuka tabir keilmuan murid yang tertutup. Kalau boleh dikata, karakter baik itu adalah pembuka ilmu yang terkunci dari ilmu yang sedang mereka pelajari. Dengan karakter baik, murid akan bisa membuka keberkahan dan kemanfaatan dari ilmu yang dipelajarinya. Kok bisa? Penyebabnya karakter baik itulah yang akan menarik doa dan ketulusan dari siapa pun pengajarnya. Dengan ketulusan pengajar, ilmu akan tulus meresap kedalam relung jiwa muridnya. Dan ini berbeda dengan yang tidak memiliki karakter baik. Untuk itu penting bagi lembaga pendidikan sebelum mengajarkan ilmu pengetahuan, baiknya memberikan pendidikan karakter bagi muridnya. Bukan hanya murid melainkan civitas lembaganya.
Idealnya pendidikan karakter itu bisa ditempuh dari proses pembelajaran baik dari lembaga formal melalui sekolah maupun non formal belajar di pondok pesantren murni. Ke dua lembaga tersebut merupakan kawah Candradimuka bagi murid atau santri untuk memperoleh keilmuan baik dibidang agama maupun ilmu pengetahuan secara umum. Boleh diumpamakan ke dua lembaga tersebut sebagai ladang dari ilmu pengetahuan yang kapan pun bisa dipelajari oleh murid atau santri demi kabaikan dan kemaslahatan hidupnya.
Baca Juga : Kekosongan 351 Kepala Sekolah di Kabupaten Malang Tunggu Petunjuk Pusat
Dulu, sebelum adanya lembaga pendidikan formal, pondhok pesantren yang mengambil peran dalam mendidik santri. Dan dari sanalah cikal pendidikan karakter terbentuk. Meskipun dulu tidak ada nama pendidikan karakter, tetapi cara pengajaran di pondhok pesantren sudah menerapkan pendidikan yang berkarakter. Hal ini dikarenakan kitab-kitab atau ilmu yang diajarkan baik secara langsung maupun tidak langsung mengajarkan santri untuk berprilaku baik, dan mendorong bagaimana agar seluruh santrinya bisa memulyakan diri dan kehidupannya baik di dunia terutama di akhirat.
Pendidikan karakter sendiri sesungguhnya adalah sebuah proses pendekatan untuk membantu murid menanamkan nilai diri. Mengapa nilai diri perlu ditanamkan pada murid? Hal ini dikarenakan pemahaman terhadap nila diri itu bisa membantu murid menjadi lebih percaya diri sekaligus mereka bisa menanamkan jiwa kepemimpinan. Dengan memiliki kepercayaan diri dan jiwa kepemimpinan, mereka akan mudah beradaptasi dengan lingkungan sosial yang beragam. Dan dari nilai diri itulah mereka akan bisa memberikan nilai positif dari keragaman potensinya.
Apa saja pengajaran dari pendidikan karakter itu?
Setidaknya ada tiga pembelajaran dari pendidikan karakter. Pertama pendidikan karakter itu menamkan moral value (nilai moral). Hari-hari ini generasi muda dalam mencari indentitasnya terkadang sembarang. Hanya ingin dianggap berbeda lantas melakukan perbuatan yang jauh dengan norma yang ada. Fisik mereka ‘disiksa,’ kehormatan mereka digadaikan begitu saja, bahkan agama yang menjadi pedoman, tata aturnya tidak berpegaruh terhadap perilaku mereka. Ini semua disebabkan moral value mereka memudar atau bahkan bisa disebut hilang.
Berbeda dengan pribadi yang memiliki nilai moral, dalam kehidupannya mereka akan menjunjung kejujuran yang bisa menumbuhkan kesadaran atas benar dan salah dari setiap apa yang mereka lakukan. Mereka juga akan bertangggung jawab atas segala amanah yang diberikan, baik itu amanah diciptakannya mereka sebagai manusia, maupun amanah saat mereka menyandang status murid itu harusnya seperti apa. Selain itu nilai moral yang dimiliki murid akan menjadikan mereka memiliki empati dan kasih sayang terhadap sesama serta mereka mampu menjujung integritas dari setiap tindakannya.
Ke dua, pendidikan karakter juga mengajarkan murid tentang social skill (kemampuan sosial). Murid yang memiliki kemampuan sosial akan mudah beradaptasi. Sehingga dalam bermasyarakat dan di dalam lingkungan sekolah mereka akan menjadi invidu yang ramah, serta dalam bekerja pun mereka akan bisa melaksanakan pekerjaan baik secara individu maupun team work. Mengapa demikian? Karena mereka berpikir bagaimana azas kebermanfaatan diri bisa memancar dan dirasakan oleh lingkungan sekitarnya. Itu pedomannya. Dengan azas kebermanfaatan diri tentu dimanapun mereka berada, dan pada posisi apa mereka, mereka akan memiliki cara pandang dalam pemecahan masalah dengan bijak. Hal ini dikarenakan mereka telah memiliki jiwa leadership yang baik, komunikasi yang bermakna serta penetapan tujuan dari apa yang dikerjakan dengan kematangan perencanaan yang terukur.
Ke tiga, seorang murid yang bisa mengembangkan pendidikan karakter akan memiliki civic responsibility yakni kemampuan menjadi warga negara yang aktif. Mereka yang memiliki civic responsibility akan berusaha terlibat langsung dalam berbagai kegiatan baik yang ada sekolah, lingkungan maupun di luar lingkungannya. Mereka bukan menjadi pribadi tertutup melainkan terbuka secara sosial kemasyarakatan untuk bisa memberi kontribusi posistif atas apa yang bisa ia lakukan.
Adapun dampak dari pengajaran pendidikan karakter bagi murid adalah kebajikan dalam menjalani kehidupannya. Pertama mereka akan memiliki moral virtues (Kebajikan moral) yang terdiri dari kebaikan, kasih sayang, keadilan dan nilai-nilai lain yang bisa membantu mereka membuat keputusan. Berikutnya mereka juga akan memiliki performance virtues (kebajikan kinerja). Dengan kebajikan kinerja murid akan memiliki kegigihan dan etos kerja serta nilai lain untuk menjadikan mereka sukses. Ethical values (nilai etika) juga menjadi dampak dari pengajaran pendidikan karakter berikutnya. Mereka yang memiliki nilai etika akan bisa menghadirkan pribadi jujur, menghormati, bertanggungjawab serta berkeadilan. Dampak terakhir dari pendidikan karakter adalah mencetak murid menjadi generasi yang memiliki lifeskill (kecakapan hidup) dalam menjaga akhlak dan integritas.
Baca Juga : Daftar 14 Drama Korea yang Siap Tayang di Tahun 2025
Jadi betapa penting pendidikan karakter itu ditanamkan pada murid sejak dini. Karena dengan pendidikan karakter yang sudah tertanam mereka akan bisa menyiapkan kesuksesan diri baik secara akademik maupun non-akademik. Mereka juga akan bertanggungjawab atas segala perilaku sebagai bentuk nilai, mengasah sofskill untuk membaca peluang yang beragam demi dan untuk kesuksesan, serta menjadikan diri mereka aktif dan terbuka dalam kegiatan positif di lingkungan sekolah maupun masyaraktnya.
Budi Winarto
*Penulis yang terus menulis dan sekarang tinggal di Mojokerto