JATIMTIMES - Sepak bola Malang kembali bergairah dengan adanya wadah bagi pemain muda. Ya, kompetisi sepak bola kelompok umur akan kembali digelar dengan tajuk Malang Junior League (MJL) 2025.
Direktur Teknik (Dirtek) Malang United, Joko 'Gethuk' Susilo mengatakan bahwa ada salah satu orang yang peduli sepak bola ingin adanya bibit sepak bola muncul dari Malang. Karena ia melihat saat ini grade sepak bola di Indonesia berbeda jauh dari yang lalu.
Baca Juga : Pink Spiders Kembali Berjaya: Kalahkan Red Spark dan Raih Lima Kemenangan Beruntun
“Respect kepada masa lalu, hadapi dan pelajari yang saat ini dan antisipasi masa depan. Itulah yang saat ini harus dilakukan oleh pegiat sepak bola di Indonesia,” kata Gethuk, Minggu (2/2/2025).
Seseorang peduli sepak bola yang dimaksud Gethuk adalah Aris Pratama atau pemilik mayoritas saham Malang United.
Sebagai orang yang mampu melakukan develop atau mengembangkan sepak bola, Gethuk menilai Malang United memang memiliki potensi. Dalam hal ini untuk pemain yang dimilikinya.
“Tentu kita pengen perwakilan Malang ini sampai di tim nasional. Karena beberapa tahun ini kan kita tidak sampai di situ,” keluh Gethuk.
Padahal dulunya, Malang dikenal sebagai penyumbang pemain papan atas dan selalu menjadi pilihan pada tim nasional. Akan tetapi, saat ini Gethuk justru bertanya, apa Malang masih menjadi gudang pemain sepak bola?.
“Tapi selama ini kan kita masih minim untuk menyumbang di kelompok usia di 17. Karena grade kita sekarang sudah berbeda. Grade di PSSI seniornya sudah berbeda. Kemudian di usia 23, 20, 17 sudah berbeda semuanya. Nah ini yang harus kita siapkan dan pelatih-pelatih di sini harus mengerti itu, harus berubah,” beber Gethuk.
“Makanya di MJL ini, salah satu dari tujuh elemen yang sudah dijalankan yaitu kompetisi, kita juga akan memberikannya edukasi tentang bagaimana development, bagaimana plan, bagaimana program. Bagaimana menjadi pelatih yang bagus,” imbuh Gethuk.
Sementara itu, Manager Malang United David Romadhona menjelaskan secara detail nantinya pembinaan pemain muda akan dimulai dengan adanya kompetisi. Menariknya, kompetisi berjalan satu musim.
Baca Juga : Maling Satroni Toko Madura di Pakis Malang, Beraksi Subuh Saat Korban Tidur
“Jadi setiap minggu ada pertandingan. Mulai kelompok umur 12, 13, 14 hingga 16. Dan akan ada kurang lebih 590 pertandingan yang diikuti 56 tim,” ucap David.
Pada kompetisi ini, MJL disebut sebagai salah satu pembinaan yang menarik. Karena teknologi juga akan diterapkan kepada pemain muda.
“Basis aplikasi secara screening masalah usia. Nanti di id card tinggal barcode, masing-masing perwakilan tim saling screening pemain lawan. Kalau data emain tidak ada, tidak boleh main. Database pemain dan pelatih termasuk official. Klasemen, topscore, statistik pemain ada ada di aplikasi MJL,” beber David.
Sementara itu, perwakilan sekolah sepak bola yang mengikuti MJL, Abie Manyu sebagai manager Arunda FC mengaku sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Malang United. Karena menurutnya, sepak bola usia dini saat ini memang membutuhkan wadah.
“Hanya wadah yang dibutuhkan pemain muda Malang Raya. Ya kompetisi seperti ini. Sangat bagus sekali,” kata Abie.
“Bahkan Malang United mengaku tidak akan mengklaim pemain dari semua peserta ini nanti akan jadi pemainnya, ini yang buat kami salut,” tukas Abie.