JATIMTIMES - Infeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kota Batu masih meluas. Dari data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan-KP) diketahui ada pertambanhan penularan. Hingga akhir Januari 2025, ada 61 sapi sakit akibat PMK, 9 sapi mati, dan 2 lainnya dipotong paksa.
Total ada 72 kasus hewan ternak yang terdampak penularan penyakit yang menyerang hewan ruminansia itu. Hewan-hewan ternak tersebut adalah sapi milik warga di sejumlah desa. "Sampai akhir Januari, kasusnya sapi sakit ada 61, mati 9, dan potong paksa 2," ujar Kepala Distan-KP Kota Batu Heru Yulianto, Sabtu (1/2/2025).
Baca Juga : LIRA Soroti Pemanggilan Pengusaha Hiburan Malam, Dewan Segera Keluarkan Rekomendasi Penindakan
Ia membenarkan adanya kenaikan penularan pada hewan sapi di Kota Batu. Menurut dia, mayoritas sementara ini dapat dipastikan sebelumnya belum tervaksin PMK. Sehingga disebut rawan terkena penyakit.
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan saat tercatat pada akhir Desember tahun lalu. Yakni ada sekitar 3 sapi saja yang terjangkit. Sedangkan saat ini sudah ada 9 sapi mati akibat PMK.
Akibat meluasnya penularan PMK, belum lama inj Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menetapkan status keadaan darurat bencana non-alam akibat penyakit mulut dan kuku (PMK) atau foot and mouth disease di seluruh wilayah Jatim.
Status tersebut sesuai Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 100.3.3.1/31/013/2025 tentang Status Keadaan Darurat Bencana Non-Alam Akibat Penyakit Mulut dan Kuku di Provinsi Jawa Timur yang dikeluarkan pada 23 Januari 2025.
Diketahui bahwa Status keadaan darurat diberlakukan hingga tidak ditemukan lagi PMK atau tidak menjadi masalah Kesehatan ternak pada wilayah kabupaten/kota di Jatim atau sesuai rekomendasi pejabat Otoritas Veteriner Provinsi Jawa Timur.
Heru menyebut, upaya menghentikan dan mencegah penularan terus dilakukan melalui vaksinasi. Namun, saat ini Pemkot hanya mengandalkan vaksin dari Kementrian Pertanian yang disalurkan ke Kota Batu mulai Januari lalu.
"Kita berikan vaksin dari bantuan Kementrian Pertanian RI lewat Dinas Peternakan Jatim, sejumlah 3.525 vaksin. Sampai dengan sekarang total 923 dosis (disalurkan), yang sudah masuk data Isikhnas 723 dosis, yang 200 belum masuk karena masih maintenance," jelas Heru.
Baca Juga : Pendapatan Pajak Reklame Jeblok, Bapenda Kota Batu Pertahankan Target
Ia memastikan, sejauh ini tidak ada kendala dalam penyaluran atau vaksinasi. Menurut dia, peternak sangat mendukung Vaksinasi dilakukan.
Heru merinci, saat ini populasi hewan ternak di Kota Batu cukup tinggi. Di mana berdasarkan data Distan-KP terdapat 2.535 sapi potong, 8.535 sapi perah, 8.832 kambing, 7.190 domba dan 190 Babi. Hewan-hewan ternak tersebut merupakan hewan ruminansia atau berkuku belah yang sama-sama berisiko PMK jika tidak dilakukan pencegahan seperti vaksinasi.
Sementara itu, penanganan PMK yang direncanakan Pemkot Batu menggunakan Anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) masih belum jelas jumlahnya. Hal ini lantaran Distan-KP masih mempertimbangkan penyesuaian kebutuhan pasca bantuan vaksin dari pemerintah pusat.
Heru merincikan, penanganannya nanti diperuntukkan pada vaksin, vitamin untuk hewan ternak dan kebutuhan lain. "Untuk jumlahnya masih disesuaikan. Rencana untuk pengadaan vaksin, vitamin dan desinfektan. Pakai dana BTT," imbuhnya.