JATIMTIMES - Pantai Selatan Yogyakarta, dengan panorama alam yang memukau, terus menjadi magnet bagi para wisatawan yang ingin merasakan keindahannya. Namun, di balik pesonanya yang menawan, terdapat ancaman yang sering luput dari perhatian, yaitu rip current atau arus balik laut.
Fenomena ini telah menjadi penyebab utama di balik banyaknya kasus wisatawan yang terseret ombak dan tenggelam di kawasan yang indah ini.
Baca Juga : Liga Champions: 16 Tim Bakal Jalani Babak Play-off, Ada Real Madrid hingga Manchester City
Terbaru, sekelompok siswa dari SMPN 7 Mojokerto terseret arus di Pantai Drini. Tragisnya, insiden tersebut merenggut tiga nyawa dan menjadi pengingat akan pentingnya pemahaman tentang rip current serta kewaspadaan saat beraktivitas di pantai.
Untuk meningkatkan kesadaran dan keselamatan para pengunjung, penting sekali untuk memahami secara betul tanda-tanda akan munculnya rip current serta alasan mengapa fenomena ini sering menjerat wisatawan.
Apa Itu Rip Current?
Menurut informasi dari maritim.bmkg.go.id, rip current adalah arus yang sangat kuat dan bergerak dari pantai menuju laut terbuka melalui saluran sempit di antara gelombang yang pecah.
Arus ini terbentuk karena adanya perbedaan tekanan air di permukaan laut yang disebabkan oleh gelombang yang tidak pecah secara merata, sehingga menciptakan saluran sempit yang mempercepat aliran air kembali ke laut. Kecepatan arus ini bisa mencapai lebih dari 2 meter per detik, yang menjadikannya sangat berbahaya bagi para pengunjung pantai yang berenang tanpa kewaspadaan.
"Rip current bahkan dapat menyapu perenang terkuat sekalipun ke laut," tulis laman Maritim BMKG.
Bahaya Rip Current
Rip current merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan kasus tenggelam di pantai. Banyak wisatawan yang tidak menyadari keberadaan arus ini hingga mereka terjebak dan terseret ke tengah laut dalam waktu singkat.
Arus ini sering tidak tampak di permukaan air, sehingga hanya orang-orang yang memahami tanda-tanda tertentu yang dapat mengenalinya. Dengan kecepatan yang tinggi, arus ini membuat korban kesulitan untuk melawan dan kembali ke pantai, terutama jika mereka panik dan berusaha berenang melawan arus secara langsung.
Sering arus yang membawa mereka ke area berbahaya akibat rip current dianggap sebagai ombak besar yang biasa dan umum terjadi di pantai. Hal ini menyebabkan banyak wisatawan kurang menyadari bahaya yang mengancam.
"Wisatawan yang terjebak di rip current sering panik dan mencoba melawan arus deras dengan berenang langsung kembali ke pantai. Namun inilah yang membuat mereka berisiko tenggelam karena kelelahan," tulis oceanservice.noaa.gov.
Tanda atau Ciri Rip Current
Mengenali tanda-tanda rip current sangat penting untuk menghindari bahaya yang ditimbulkannya. Beberapa ciri yang dapat diperhatikan antara lain:
• Perbedaan warna air: Area yang memiliki rip current biasanya menunjukkan warna air yang lebih gelap karena arus tersebut menarik pasir dan sedimen dari dasar laut.
Baca Juga : Jangan Mager, Lakukan 6 Tips Ini untuk Mengembalikan Semangat Kerja Setelah Libur Isra Mikraj dan Imlek 2025
• Permukaan air yang tampak lebih tenang: Di antara ombak yang pecah, terdapat zona yang terlihat lebih tenang, yang sebenarnya merupakan jalur arus balik yang kuat.
• Adanya buih atau kotoran yang bergerak ke arah laut: Perhatikan jika ada buih atau material lain yang terlihat terseret menjauh dari pantai, ini bisa menjadi indikasi adanya rip current.
Cara Mencegah Rip Current saat Berwisata ke Pantai
Untuk mengurangi risiko bahaya dari rip current, para wisatawan disarankan untuk:
- Berenang di area yang diawasi oleh penjaga pantai: Pilihlah lokasi untuk berenang yang memiliki pengawasan dan selalu patuhi instruksi dari petugas yang bertugas.
- Mengenali tanda-tanda rip current: Sebelum masuk ke dalam air, penting untuk memperhatikan ciri-ciri yang menunjukkan adanya arus berbahaya.
- Menghindari area dengan ciri-ciri rip current: Jika Anda melihat tanda-tanda seperti perubahan warna air atau buih yang bergerak ke arah laut, sebaiknya hindari lokasi tersebut.
- Tetap tenang dan tidak panik jika terjebak: Apabila Anda terseret arus, jangan melawan arus dengan mencoba berenang ke arah pantai. Sebaiknya, berenang lah ke samping, sejajar dengan garis pantai, hingga keluar dari arus tersebut, kemudian kembali ke pantai mengikuti arah ombak.
- Di samping itu, wisatawan diharapkan untuk mematuhi imbauan serta larangan dari petugas SAR dan penjaga pantai. Di sekitar area pantai, biasanya terdapat papan larangan untuk berenang, yang harus dihindari demi keselamatan.