free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Pengunjung Tak Merata, Pedagang Menanti Penataan Pasar Laron Alun-Alun Kota Batu

Penulis : Prasetyo Lanang - Editor : Yunan Helmy

26 - Jan - 2025, 19:19

Placeholder
Aktivitas pedagang di kawasan Pasar Laron Alun-Alun dan kawasan PKL Jalan Kartini Kota Batu. (Foto: Prasetyo Lanang/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Monggo.. gurita bakar, sosisnya.. silakan!" seru pedagang dari arah keramaian di sisi barat Alun-Alun Kota Wisata Batu, Minggu (26/1/2025). Asap pemanggangan dari penjaja makanan semerbak tercium di sekitar Pasar Laron dan kawasan sentra PKL Jalan Kartini, Kota Batu.

Kawasan itu sudah menjadi salah satu favorit pengunjung berburu kuliner jalanan.

Baca Juga : Hasil Survei Sebut Google Mulai Ditinggalkan, Ini Ternyata Penggantinya!

Sembari mengoleskan saus ke daging gurita yang disiapkan untuk dipanggang, Lia menyampaikan sedikit keresahannya. Ia salah satu penjaga stan jajanan ala angkringan di kawasan itu.

"Di bagian depan yang dekat jalan masih ramai karena kelihatan. Yang lain di dalam kadang masih sepi," ujar Lia.

Selain itu,  persoalan banjir kini mulai teratasi. Sedangkan masalah penataan diharapkan terus diperbaiki agar pengunjung bisa merata. Bagi Lia siapa saja yang menggantungkan hidup di kawasan kuliner Alun-Alun Batu harus mendapatkan kelayakan pendapatan.

"Kurang minatnya mungkin, bagaimana caramya supaya lebih menarik (pengunjung) sampai ke dalam. Kalau banjir sih, sekarang sudah nggak banjir. Kalau soal sempit juga nggak," imbuhnya.

Tak banyak berkomentar, ia hanya ingin perbaikan jika memang dibutuhkan oleh rekan-rekannya sesama pedagang. Apalagi, adanya wali kota baru nantinya diharapkan lebih bisa peduli kepada rakyat kecil.

Aktivitas pedagang di kawasan kuliner Alun-Alun Kota Batu mengalami naik turun dalam beberapa waktu terakhir. Mereka juga berupaya bertahan meski juga sempat mengeluhkan tempat yang kerap kebanjiran saat musim hujan tiba.

.

Pasar Laron terletak di sisi barat alun-alun, berdampingan dengan Food Court Shining Batu. Kawasan tersebut juga menyatu dengan pasar PKL Jalan Kartini, yang jika ditotal mencapai ratusan pedagang.

Dari data Pemkot Batu  kawasan PKL itu terdiri dari lima paguyuban. Yakni Paguyuban Pelaku Niaga Sipil, Paguyuban Kartini Atas, Paguyuban Kartini Bawah, Paguyuban Laron, dan Paguyuban Gajahmada Ringin.

Tak semua bernasib mujur. Kadang kala omzet pedagang harus menurun. Hingga wacana revitalisasi mampir di telinga mereka dengan segudang pertanyaan. Apakah akan benar-benar berdampak baik dan meningkatkan kesejahteraan para pedagang, atau sebaliknya.

Kekhawatiran itu disampaikan Ketua Umum Paguyuban PKL Alun-Alun Batu Puspita Herdysari. Ia mengaku jika keinginan untuk penataan kawasan yang dikenal dengan Pasar Laron itu sudah diketahui sejak lama. Sebagian pedagang juga meminta untuk segera merealisasikan proyek tersebut.

Ia mengungkapkan, selama setahun terakhir omzet para pedagang merosot. Dulunya, para pedagang dapat meraup omzet mencapai Rp 500 ribu dalam sehari. "Kalau sekarang dapat Rp 100 ribu saja sudah untung-untungan," papar dia.

Wanita yang akrab disapa Pipit itu menyampaikan ada sekitar 537 PKL yang terdata meskipun, tak semua aktif berjualan. Sebab, waktu berjualan tak sebanding dengan pendapatan yang diterima setiap harinya. Bahkan, beberapa pedagang memilih untuk buka hanya saat akhir pekan.

Baca Juga : Aturan Baru Liburan ke Thailand Mulai 1 Mei 2025

Dirinya memaklumi, wilayah Pasar Laron Alun-Alun Batu memang cukup padat. Pipit juga menyampaikan jika beberapa titik tak terjangkau oleh wisatawan karena lokasinya yang kurang strategis. Para pedagang yang letaknya di belakang los yang lain jarang terkunjungi.

"Karena itu omzet mereka lebih anjlok dibanding yang lain. Penataannya cukup semrawut, antara makanan dan aksesori itu juga perlu kajian," sebutnya.

Menurut dia, selama kurun waktu beberapa tahun terakhir pihak paguyuban tak menerima PKL baru yang berjualan. Tentu alasannya karena lokasi yang sudah terlalu padat. Terlebih antara los satu dengan los yang lain juga kurang berimbang. 

Ia menyontohkan, pedagang makanan berat tak memiliki los yang besar untuk menampung pembeli. Idealnya, untuk los makanan berat membutuhkan lebih dari dua meter dibanding los makanan ringan. "Akhirnya pengunjung malas untuk mampir," kata Pipit.

Oleh karena itu, ia berharap jika memang ada rencana penataan, dapat segera direalisasikan dan tak sebatas wacana. "Kalau terkait banjir di Alun-Alun Kota Batu sudah terjawab keluhannya. Kami inginnya revitalisasi ini direalisasikan," tegasnya.

Kasawan PKL sekitar Alun-alun Kota Batu.

Sebelumnya, Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai juga sempat menyampaikan ada gambaran soal penataan PKL alun-alun. Namun, pihaknya terbatas pada masa kepemimpinan yang segera berganti.

"Kemarin sebenarnya kita juga sudah ada inisiatif merapikan kembali wilayah sekitar alun-alun dan pasar PKL secara terintegrasi, tidak numpuk. Tapi karena keterbatasan waktu kami memimpin, tidak mungkin mengambil langkah cepat," ucap Aries saat ditemui belum lama ini.

Oleh sebab itu, pihaknya ikut mendorong agar ada program dari wali kota terpilih untuk menata dan mengelola dengan baik sentra PKL atau kuliner kawasan alun-alun.

Ia menyebut, butuh koordinasi dan penyiapan anggaran yang memadai untuk menggarap serius penataan yang dimaksud. Aries yakin dan mendorong kepala daerah baru nantinya bisa memberikan solusi terbaik.

"Kami harap kepemimpinan yang baru ini punya gambaran lebih besar. Karena lebih lima tahun sudah punya kepastian," pungkasnya.


Topik

Pemerintahan Pasar Laron Kota Batu Alun-Alun Kota Batu



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Prasetyo Lanang

Editor

Yunan Helmy