JATIMTIMES - Bupati Malang HM. Sanusi menargetkan zero stunting pada tahun 2028 mendatang dengan mengandalkan budidaya ikan nila dan lele di setiap wilayah untuk mencukupi gizi anak stunting. Untuk melakukan budidaya ikan nila dan lele, Sanusi terus mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkolaborasi. Mulai dari kepala desa, ibu-ibu PKK, hingga kelompok organisasi kemasyarajatan.
"Targetnya kalau bisa zero stunting di tahun 2028," ungkap Sanusi kepada JatimTIMES, Jumat (24/1/2025).
Baca Juga : Kemenpan RB Apresiasi Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis di SDN Lowokwaru 3 Kota Malang
Orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang itu mengatakan, bahwa budidaya ikan nila dan lele dipilih karena mudah serta murah dalam perawatannya. Selain itu, kandungan gizi dari ikan nila dan lele juga cukup menambah gizi anak yang pra stunting atau sudah stunting.
"Tentunya begitu (budidaya ikan nila dan lele untuk menurunkan stunting). Supaya nanti kecukupan gizi oleh ibu-ibu PKK dalam rangka menurunkan stunting," jelas Sanusi.
Selain itu, di beberapa desa di Kabupaten Malang, terdapat kolam ikan nila maupun lele yang diberikan kepada ibu-ibu yang memiliki anak pra stunting atau sudah stunting. Ibu-ibu yang memiliki anak stunting diberikan hasil budidaya ikan nila dan lele secara gratis. Beberapa di antaranya di Desa Mulyoarjo, Kecamatan Lawang; Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis; dan Desa Sananrejo, Kecamatan Turen.
Lebih lanjut, Sanusi juga mendorong ibu-ibu PKK di setiap wilayah saat melakukan kunjungan sambang desa untuk dapat bergerak memanfaatkan lahan yang tidak produktif untuk berbudidaya ikan nila dan lele. Karena keuntungannya juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Baca Juga : Rumpun Bambu di Wagir Tumbang, Hambat Akses Jalan Menuju Kota Malang
"Itu supaya mereka bisa bergerak semua dengan potensi yang ada untuk menopang ekonomi dan ketahanan pangan serta kecukupan gizi," pungkas Sanusi.
Sebagai informasi, pada bulan timbang Februari 2024 lalu, prevalensi atunting Kabupaten Malang mencapai 6,43 persen. Lalu, pada bulan timbang Agustus 2024 prevalensi stunting Kabupaten Malang menjadi 6,15 persen. Penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Malang ini merupakan upaya dari berbagai elemen masyarakat bersama Pemkab Malang.