JATIMTIMES – Sebuah rumah semipermanen milik Marwiatin (64), warga Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, hangus terbakar akibat api lampu teplok yang menyambar dinding rumah, Rabu (22/1/2025) pagi. Insiden ini terjadi sekitar pukul 04.45 WIB, saat warga sekitar mendengar teriakan korban meminta pertolongan.
Tedi Prasojo, kepala Seksi Pemadaman, Penyelamatan, dan Sarpras Satpol PP dan Damkar Kabupaten Blitar, mengungkapkan kebakaran bermula dari api lampu teplok atau lentera minyak tanah yang digunakan korban. "Api menyambar bahan mudah terbakar di dalam rumah dan dengan cepat menjalar ke atap bangunan," ujarnya berdasarkan keterangan korban dan saksi mata.
Baca Juga : Segini Kekayaan Bupati Situbondo Karna Suswandi Tersangka Korupsi Dana PEN, Hari Ini Resmi Jadi Tahanan KPK
Seorang tetangga korban yang mendengar teriakan segera bergegas menuju lokasi. Mereka mendapati api sudah melahap sebagian besar rumah Marwiatin yang berbahan dasar kayu. Tak lama setelah menerima laporan dari ketua RT setempat, dua unit armada pemadam kebakaran dikerahkan menuju lokasi kejadian.
"Petugas langsung bertindak cepat begitu tiba di tempat. Berkat koordinasi dan kerja keras, api berhasil dipadamkan dalam waktu sekitar satu jam," kata Tedi. Meski demikian, hampir seluruh isi rumah korban hangus, meninggalkan puing-puing yang berserakan.
Dari hasil asesmen sementara yang dilakukan oleh petugas damkar, kerugian materi akibat kebakaran ini diperkirakan mencapai Rp 10 juta. Rumah Marwiatin yang semipermanen sebagian besar terbuat dari bahan kayu yang mudah terbakar, sehingga api dengan cepat merambat dan sulit dikendalikan pada awal kejadian.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Marwiatin berhasil menyelamatkan diri meski hanya mengenakan pakaian tidur. Namun, korban tampak syok melihat rumah tempat tinggalnya rata dengan tanah.
Menanggapi kejadian ini, Tedi Prasojo mengimbau warga untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan alat penerangan berbahan bakar minyak. "Lampu teplok memang masih sering digunakan oleh warga yang kesulitan akses listrik. Namun, penggunaan alat ini harus benar-benar diawasi dan dijauhkan dari bahan mudah terbakar," tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa kebakaran seperti ini dapat diminimalisasi jika warga memiliki alat pemadam api ringan (APAR) di rumah mereka. “Setiap detik sangat berarti dalam memadamkan api sebelum menjadi besar,” kata Tedi.
Baca Juga : Rangkul Perguruan Pencak Silat, Polres Tulungagung Gelar Donor Darah dan Pengobatan Gratis
Pasca kebakaran, suasana haru menyelimuti lokasi kejadian. Tetangga dan kerabat terlihat membantu membersihkan sisa-sisa puing dari rumah yang hangus terbakar. Marwiatin, dengan mata berkaca-kaca, mengungkapkan rasa syukurnya karena masih diberi keselamatan meski kehilangan tempat tinggal.
"Kalau saya terlambat bangun, mungkin sudah tidak ada lagi," ucapnya lirih. Ia berharap bisa segera membangun kembali rumahnya dengan bantuan dari warga dan pemerintah setempat.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dalam menggunakan peralatan rumah tangga yang berpotensi memicu kebakaran. Selain itu, kerjasama cepat antara warga, perangkat desa, dan petugas pemadam kebakaran menjadi bukti nyata pentingnya solidaritas dalam situasi darurat.