JATIMTIMES - Tiongkok masih masih mencatatkan dirinya sebagai negara asal barang yang masuk Jawa Timur (Jatim) dengan nilai terbesar. Impor nonmigas Jatim asal Tiongkok telah mencapai USD 7 miliar, sepanjang Januari-November 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat, nilai tersebut melonjak sekitar USD 1 miliar dari periode Januari-November 2023 yang sebesar USD 6 miliar. Kedigdayaan Tiongkok menguasai pasar Jatim berlanjut pada November 2024.
Baca Juga : Baru 40 Persen PKL di Car Free Day Kota Batu yang Gunakan QRIS, Ini Alasannya
Dalam sebulan saja, yakni selama November 2024, nilai impor nonmigas dari Tiongkok mencapai USD 776,53 juta. Praktis, Tiongkok masih menjadi sebagai negara asal barang yang masuk Jatim yang terbesar, baik diantara negara-negara Asia maupun dunia, dengan peranan sebesar 39,61 persen.
Capaian Tiongkok jauh di atas Amerika Serikat dan Brasil yang menempati urutan kedua dan ketiga. Amerika Serikat memberikan kontribusi pada impor nonmigas Jatim November 2024 sebesar 5,28 persen, sedangkan Brasil 4,83 persen. Nilai impor nonmigas dari Amerika Serikat sebesar USD 103,45 juta, dan Brazil sebesar USD 94,70 juta.
Lebih lanjut, BPS Jatim juga mencatat, kelompok negara ASEAN masih menjadi salah satu pemasok utama barang komoditas nonmigas ke Jatim selama November 2024 yang mencapai USD 257,46 juta. "Nilai ini mengalami penurunan sebesar 12,70 persen dibanding bulan sebelumnya," ungkap BPS Jatim dalam laporan terbarunya, dikutip Minggu (19/1/2025).
Di kawasan ASEAN, Thailand menjadi negara utama asal impor nonmigas dengan nilai USD 72,03 juta atau sebesar 3,67 persen dari total impor nonmigas. Selanjutnya diikuti Malaysia dengan nilai USD 48,17 juta dengan peranan sebesar 2,46 persen.
Sementara itu nilai impor nonmigas yang berasal dari kelompok negara Uni Eropa bulan November 2024 sebesar USD 90,22 juta atau mengalami penurunan sebesar 12,30 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca Juga : Harganya Tembus Ratusan Juta, Kucing Ras Radgoll Lagi Naik Daun
"Nilai impor nonmigas terbesar dari kawasan ini berasal dari Belanda yaitu sebesar USD 23,84 juta atau dengan peranan sebesar 1,22 persen. Selanjutnya diikuti impor dari Jerman dengan nilai sebesar USD 22,69 juta atau dengan berkontribusi sebesar 1,16 persen," papar BPS Jatim.
Secara kumulatif selama Januari-November 2024, nilai impor nonmigas dari kelompok negara ASEAN sebesar USD 2.758,81 juta dan utamanya berasal dari Thailand dengan nilai sebesar USD 884,61 juta.
Sedangkan nilai impor nonmigas dari kawasan Uni Eropa sebesar USD 1.062,13 juta dan utamanya berasal dari Jerman sebesar 347,06 juta. Capaian tersebut terbilang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai impor nonmigas Jatim asal Tiongkok.