JATIMTIMES - Persaingan di dunia kerja semakin ketat. Terkait itu, dihadapan 400 wisudawan dari berbagai Program Studi (Prodi), Rektor Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, M.Sc, menegaskan bahwa peluang kerja kini semakin sulit dan terbatas. Hal ini tak lepas dari laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, sementara pertumbuhan lapangan kerja tak mampu mengimbanginya.
Untuk itu, pihaknya meminta para lulusan untuk menjadi seorang lulusan yang tangguh. "Tangguh itu pekerjaan apa saja, dia bisa mengerjakannya dengan baik. Tidak milih-milih untuk pengalaman," ujarnya, saat memberi pesan penting dalam Wisuda Sarjana dan Magister Periode 47 Tahun Akademik 2024/2025, Sabtu, (18/1/2025).
Baca Juga : Wabup Didik Beri Pesan Moderasi Beragama di Perayaan Natal Oikumene Korpri Kabupaten Malang
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2024, generasi muda, termasuk Gen Z, mendominasi angka pengangguran terbuka di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah tingginya jumlah lulusan baru yang setiap tahun memasuki pasar kerja, sementara jumlah lapangan pekerjaan tidak bertambah secara signifikan. Akibatnya, ketidakseimbangan ini menciptakan tantangan besar bagi para pencari kerja muda.
Terdapat sebuah laporan dari Intelligent, platform konsultasi pendidikan dan karier, mengungkap bahwa hampir satu dari enam perusahaan enggan mempekerjakan Gen Z. Survei terhadap hampir 1.000 manajer perekrutan menunjukkan sejumlah alasan, di antaranya, Gen Z dianggap memiliki etos kerja yang lemah; sulit menerima kritik atau umpan balik hingga kekurangan keterampilan komunikasi.
Pakar dari Haas School of Business, University of California, Berkeley, menyoroti bahwa Gen Z sering kali lebih fokus pada kegiatan ekstrakurikuler kampus daripada pengalaman kerja selama masa studi. Ini menjadi salah satu faktor yang membuat mereka kesulitan saat memasuki dunia profesional. Banyak dari mereka tidak memahami keterampilan dasar untuk berinteraksi dengan pelanggan, klien, maupun rekan kerja.
Selain keterampilan, ekspektasi yang tinggi terhadap pekerjaan juga menjadi tantangan tersendiri. Banyak Gen Z menginginkan pekerjaan dengan gaji besar, fleksibilitas tinggi, dan lingkungan kerja ideal. Namun, kenyataan di pasar kerja sering kali berbeda. Hal ini memicu ketidakpuasan dan tingginya angka turnover, bahkan ada yang memilih untuk keluar dari pasar kerja.
Melihat kondisi ini, para lulusan diharapkan memiliki mental tangguh dan sikap yang adaptif. Prof. Eko menegaskan bahwa lulusan harus terus meningkatkan kompetensi dan tidak memilih-milih pekerjaan, terutama di awal karier. Kemajuan zaman yang dinamis menuntut lulusan untuk pintar mencari celah dan memanfaatkan peluang.
Baca Juga : Baru 13 Ribu Penduduk di Kota Batu yang Sudah Aktivasi Identitas Kependudukan Digital
“Attitude atau perilaku juga sangat penting. Itu akan menjadi pendukung dalam proses karier mereka,” tambahnya.
Membangun keterampilan komunikasi, memahami etika kerja, dan merendahkan ekspektasi untuk menyelaraskan dengan realitas pasar menjadi langkah yang dapat diambil. Dengan begitu, Gen Z dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja yang semakin kompetitif.
Lebih lanjut, tantangan dunia kerja bagi Gen Z memang tidak ringan. Namun, dengan mental tangguh, keterampilan yang relevan, dan sikap positif, generasi ini memiliki peluang besar untuk sukses di dunia kerja. Seiring kemajuan zaman, peningkatan kompetensi adalah suatu keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.