JATIMTIMES - Kasus penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kota Batu meningkat dalam beberapa hari terakhir. Penyakit yang menyerang hewan ruminansia atau berkuku belah itu menjangkiti 48 sapi di Kota Batu. Lima ekor di antaranya mati dan dua sapi harus dipotong paksa.
"Yang sakit 48, yang mati ada lima ekor, dua yang dipotong paksa," jelas Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan-KP) Kota Batu Heru Yulianto, Jumat (17/1/2025).
Beberapa hewan ternak yang diduga mati karena infeksi PMK itu milik peternak di Pendem, Junrejo dan Pesanggrahan. Heru menyebut, ternak yang mati diketahui belum mendapat vaksin sebelumya. Ia menyebut, pihak Distan-KP masih mengevaluasi dan merumuskan penanganannya terutama obat dan vaksin baru.
Sejumlah langkah taktis telah diambil dalam menangani PMK di Kota Batu. Mulai dari pembagian desinfektan dan premix ke pemilik ternak yang sakit, peningkatan daya tahan tubuh dengan pemberian vitamin, dan pengobatan dengan antibiotika dan obat luka luar.
"Sudah ada penyemprotan desinfektan kendang dan lingkungan sekitar kendang. Kami lakukan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada pemilik ternak untuk pelarangan lalu lintas, penjualan ternak ke luar daerah serta pemasukan ternak baru ke Kota Batu," jelasnya.
Dalam penanganan PMK, Pemkot bakal menggunakan dana belanja ridak terduga (BTT). Namun, nilai yang disiapkan masih dalam perumusan. "Ini masih kita hitung kebutuhannya, kita sesuaikan dengan jumlah sapi di kota Batu 11.000 ekor," tambahnya.
Baca Juga : Wamen P3A RI Tinjau SPPG Lanud Abdul Rachman Saleh
Terbaru, kata Heru, Pemkot telah mendapat bantuan vaksin dari Kementrian Pertanian (Kementan). Proses vaksinasi sudah berjalan dan ditargetkan hingga akhir bulan Januari 2025.
"Sambil nunggu BTT kita audah melaksanakan vaksinasi bantuan dari APBN Kementrian Pertanian RI. Sementara dapat 3.525 dosis vaksin dan harus diselesaikan proses vaksinnya sampai akhir Januari," tutup Heru.