JATIMTIMES - Aplikasi ojek online Zendo yang digagas oleh Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU), baru-baru ini menjadi sorotan publik. Kritik bermunculan lantaran adanya aturan yang diberlakukan kepada mitra driver, yang dinilai terlalu berat.
Salah satu kritik datang dari Arif Novianto, seorang warganet yang juga akademisi, melalui akun X pribadinya, @arifnovianto_id.
Dalam unggahannya, Arif menyebutkan bahwa harapannya untuk Zendo sebagai platform Islami yang memperhatikan kesejahteraan mitra pupus setelah melihat aturan ketat yang diterapkan.
"Ketika mendengar kabar bahwa Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) menggagas ojek online bernama Zendo, saya jujur memiliki harapan agar ada platform alternatif yang menjamin kesejahteraan driver. Namun harapan itu pupus setelah tahu aturannya lebih mengerikan," tulis Arif.
Ia menyoroti jam kerja wajib bagi driver, larangan mengambil libur selama dua minggu pertama, dan larangan menolak orderan, meski status driver adalah "mitra."
"Driver bekerja dalam sistem kemitraan seperti di Gojek dan Grab, tapi ada kerja shift. Driver baru bahkan tak boleh mengambil libur selama 2 minggu. Tidak boleh menolak atau pilih-pilih orderan yang masuk,dan lain-lain. Jika driver diklasifikasikan sebagai pekerja formal sih ok, ini mitra," lanjutnya.
Arif menyarankan agar Zendo, jika ingin benar-benar menjadi solusi Islami, melakukan tiga hal utama:
• Menjamin kesejahteraan pekerja.
• Menghindari eksploitasi dengan dalih kemitraan.
• Menyediakan perlindungan bagi driver.
Merespons kritik tersebut, Sekjend SUMU sekaligus CEO Evermos, M. Ghufron Mustaqim, memberikan penjelasan panjang melalui akun X pribadinya, @GhufronMustaqim. Ghufron membela Zendo, sembari mengajak publik untuk melihat perjuangan pendiri Zendo, Lutfy Azizah, dari sudut pandang yang lebih luas.
"Alhamdulillah, bahagia mendengar apresiasi & kritik untuk Zendo, ojek online lokal berbasis WhatsApp yang diprakarsai oleh Mbak Lutfy di Tulungagung sejak 2015, single parent dan mantan guru TK berpenghasilan Rp150 ribu per bulan," tulis Ghufron.
Ia menjelaskan bahwa Zendo dibangun oleh Lutfy dengan semangat kemandirian dan perjuangan dari nol selama sembilan tahun. Zendo tidak mendapat suntikan dana besar seperti platform global lainnya, melainkan tumbuh dari akar rumput dengan modal keringat, kerja keras, bahkan menghadapi berbagai risiko di lapangan.
"Zendo ini bukan dimodali triliunan oleh investor global. Zendo ini dimodali keringat, darah (iya, karena berantem sama preman), dan doa. Ini adalah usaha yang tumbuh dari akar rumput," ungkap Ghufron.
Menurutnya, meski ada aturan yang ketat, pendekatan Zendo bersifat kekeluargaan. Bahkan, banyak driver yang sudah bekerja di Zendo lebih dari lima tahun karena merasa nyaman.
"Njenengan tahu gaji Mbak Lutfy sebagai CEO & Founder Zendo yang kerja dan hampir 24 jam sehari standby melayani tim dan pelanggan? Rp 4 juta per bulan. Banyak drivers-nya yang penghasilannya lebih banyak dari owner-nya Zendo," jelas Ghufron.
Ghufron juga mengajak para akademisi, termasuk Arif Novianto, untuk terlibat langsung dalam pengembangan Zendo. Ia menyebut bahwa kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk memperbaiki sistem Zendo ke depannya.
"Saya mengajak sahabat se-almamater FISIPOL UGM @arifnovianto_id, seorang akademisi yang sudah bertahun-tahun riset tentang ekonomi gig, untuk menjadi Advisor Zendo Indonesia. Mohon arahannya, Mas," tulis Ghufron.
Ia juga menegaskan bahwa Zendo memiliki visi untuk memberdayakan masyarakat dengan biaya rendah. Misalnya, lisensi Zendo di satu kota hanya Rp1,5 juta per tahun, yang lebih murah dibandingkan membuka angkringan. Dengan biaya tersebut, pemegang lisensi mendapat mentoring langsung dari Lutfy setiap pekan.
Ghufron mengakhiri pernyataannya dengan mengajak masyarakat untuk mendukung UMKM seperti Zendo, yang merupakan bagian dari ekonomi kerakyatan.
"Usaha rakyat dan UMKM adalah soko guru ekonomi bangsa. Mari kita dukung dan bantu sesuai kapasitas kita agar usaha rakyat semakin berkembang. Semua kritik dan saran yang didasarkan pada kebersihan hati, bukan kedengkian, insya Allah bermanfaat," kata Ghufron.