JATIMTIMES - Zendo, aplikasi ojek online yang digagas oleh Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU), tengah menjadi sorotan publik bahkan trending di X hingga Rabu (15/1/2025). Layanan ini mendapat kritik terkait aturan yang diberlakukan kepada para mitranya, yaitu driver ojek online, yang dinilai terlalu memberatkan.
Zendo mulanya hadir dengan harapan bisa menjadi platform ojek online berbasis Islami yang digagas oleh Muhammadiyah. Namun kini menuai kritik, seperti viral di X yang membeberkan regulasi Zendo dianggap "lebih mengerikan" dibandingkan dengan aplikasi platform ojek online lainnya.
Sebagai platform berbasis kemitraan, Zendo menerapkan sejumlah aturan ketat yang harus dipatuhi oleh para mitra driver. Berikut adalah beberapa poin penting dari aturan tersebut:
- Jam Kerja
• Driver diwajibkan standby selama jam operasional yang dibagi dalam tiga shift: Pagi: 07.00 - 14.30, Siang: 14.30 - 22.00 dan Malam: 16.30 - 24.00
• Driver baru harus menjalani pelatihan wajib pada shift malam selama 30 hari.
• Dalam dua minggu pertama, driver baru tidak boleh mengambil libur, dan setelahnya, hanya diizinkan libur seminggu sekali (kecuali hari Minggu dan Senin).
Baca Juga : Lagi, Kecelakaan Bus Pariwisata di Kota Batu Tewaskan Pengendara Sepeda Motor
• Kompetensi yang Wajib Dimiliki: Driver diharapkan memiliki sikap jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan komunikatif, serta tidak mudah menyerah atau mengeluh.
- Regulasi Kerja
• Mematuhi aturan yang berlaku di Zendo
• Memiliki motor, STNK, SIM
• Memiliki HP Android Bisa membaca map
• Tidak gaptek
• Modal harian 300.000
• Dilarang double job dengan pekerjaan yang sama
• Setor tepat waktu
• Dilarang menggunakan celana pendek dan sandal jepit ketika bekerja
• Wajib memiliki jas hujan dan membawa tali
• Dilarang menolak orderan masuk dan memilih milih orderan
• Driver Zendo mendapat orderan dengan sistem antrian.
• Tidak ada rebutan orderan dan sangat dimungkinkan mendapat orderan jauh dan titik awal posisi driver
- Sistem Gaji
• Sistem bagi hasil: 80% untuk driver dan 20% untuk Zendo.
• Tidak ada tunjangan atau perlindungan kerja. Jika ada risiko pekerjaan, perusahaan hanya memberikan bantuan sesuai kemampuan.
Terkait aturan di atas, salah satu kritik muncul dari warganet bernama Arif Novianto melalui akun X pribadinya @arifnovianto_id. Dalam unggahannya, Arif mengungkapkan kekecewaannya terhadap sistem yang diterapkan Zendo, terutama karena aturan jam kerja yang ketat dan larangan menolak orderan.
"Ketika mendengar kabar bahwa Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) menggagas ojek online bernama Zendo, saya jujur memiliki harapan agar ada platform alternatif yang menjamin kesejahteraan driver. Namun harapan itu pupus setelah tahu aturannya lebih mengerikan," tulisnya.
Arif juga menyoroti bahwa meskipun driver dikategorikan sebagai "mitra," mereka tetap diwajibkan menjalankan jam kerja tertentu, mirip dengan pekerja formal.
"Driver bekerja dalam sistem kemitraan seperti di Gojek dan Grab, tapi ada kerja shift. Driver baru bahkan tak boleh mengambil libur selama 2 minggu. Tidak boleh menolak atau pilih-pilih orderan yg masuk, dll. Jika driver diklasifikasikan sebagai pekerja formal sih ok, ini mitra," tulisnya.
Menurutnya, jika Zendo ingin menjadi solusi Islami, seharusnya perusahaan menjamin kesejahteraan pekerja, menghindari eksploitasi, dan menyediakan perlindungan kerja.
"Jika Zendo ingin menjadi solusi alternatif yang mengedepankan nilai Islami, maka yang harusnya dilakukan:
- Menjamin kesejahteraan pekerja
- Menghindari eksploitasi dengan dalih kemitraan
- Menyediakan perlindungan bagi driver," pungkas Arif.
Unggahan itu pun langsung menuai respons dari berbagai kalangan. Beberapa mendukung kritik tersebut, sementara yang lain meminta Zendo untuk berbenah.
"motor punya pekerja, bensin modal pekerja, modal dari pekerja. terus pihak perusahaan tinggal ongkang ongkang kaki nungguin driver nyetor doang?," @mortal***.
"Bang*** bener nih status 'MITRA' tapi pake jam kerja wajib. Mau di sugarcoat alias dicebokin kayak apapun juga gak bakal mempan ini sih. Paling ujungnya di sugarcoat pake template sejenis 'Rejeki harus disyukuri' atau 'Kerja harus ikhlas karena ibadah' blablabla," @datpiggy******.