JATIMTIMES - Para perajin alat dapur dari aluminium di Desa Pagak, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang butuh kehadiran pemerintah untuk kelancaran usaha yang mereka geluti. Mereka membutuhkan fasilitas pemasaran dan permodalan dari Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Malang.
Salah satu perajin alat dapur dari aluminium yang berasal dari Desa Pagak, yakni Zaenab mengatakan, bahwa pihaknya telah menggeluti usaha pembuatan alat dapur dari aluminium sejak tahun 1990 an. Di mana untuk usaha ini dijalankan secara turun temurun.
Baca Juga : 7 Obat Herbal Efektif untuk Mengatasi Gatal-Gatal pada Kulit
"Sejak tahun 1990 an. Saya turun temurun, dari kakek, nenek. Ini produksi alat dapur seperti wajan, oven, dandang bakso, sutil, irus dan lain-lain," ujar Zaenab kepada JatimTIMES.com.
Di mana untuk bahan baku pembuatan alat dapur inj hanya membutuhkan aluminium, kawat dan paku yang diolah secara manual oleh Zaenab bersama warga sekitar yang telah menjadi karyawannya. Setidaknya, usaha rumahan pembuatan alat dapur ini bisa menyerap tenaga kerja sampai delapan orang.
"Sehari bisa produksi 10 biji kalau yang besar. Kalau yang kecil ya sekutar 30 sampai 50 biji. Itu semua bedanya ada di ketebalan. Kalau di saya mulai tebal setengah milimeter sampai lima milimeter," jelas aenab.
Untuk produk-produk alat dapur dari aluminium ini dibanderol dengan harga Rp 40 ribu yang paling murah dan Rp 3,5 juta untuk produk alat dapur yang paling mahal. Itu semua tergantung jenis dan ketebalan aluminium yang digunakan.
Ia mengaku untuk kendala dari produksi alat dalur dari aluminium ini dari alat yang digunakan. Di mana untuk membuat alat dapur, para perajin masih menggunakan metode manual yang pastinya lebih menguras tenaga daripada menggunakan alat press.
"Sekarang kan masih manual. Kalau maunya para perajin ya pakai alat press. Itu harganya bisa sampai Rp 60 juta," ujar Zaenab.
Untuk pemasaran dari produk alat dapur dari aluminium ini juha menjadi kendala tersendiri. Pasalnya, untuk produk dari Zaenab hanya dipasarkan di wilayah Desa Pagak dan Desa Sumbermanjing Kulon.
Oleh karena itu, pihaknya berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang dapat memberikan bantuan alat press, permodalan usaha serta pemasaran produk. Dalam waktu dekat ini, pihaknya bersama perajin yang lain akan segera mengurus perizinan merek ke perangkat daerah terkait.
Baca Juga : Fasilitator Korupsi IPAL Rp 1,4 Miliar di Kota Blitar Resmi Tersangka, Pelaksana dan Dinas Tak Tersentuh
Selain itu, perajin alat dapur dari aluminium yang lain yakni Sukamto mengatakan, bahwa dirinya telah menggeluti pekerjaan sebagai perajin alat dapur dari aluminium sejak tahun 1970-an. Dirinya mengaku, produk alat dapurnya sudah dijual secara online ke luar Kabupaten Malang.
"Kalau produk alat dapur saya sudah terjual sampai Surabaya, Madura, Kediri, Tulungagung, Blitar sampai Grobogan Jawa Tengah. Itu lewat online," ujar Sukamyo.
Meskipun sudah terbsntu dengan penjualan secara online, dirinya mengaku masih kesusahan terkait dengan midal usaha. Pasalnya, harga aluminium semakin tahun terus mengalami kenaikan.
"Harga aluminium ini terus naik mas. Jadi kita juga agak kesulitan nyari modal usaha. Akhirnya berdampak pada harga produk kita yang lebih mahal. Ya kita mohon pemerintah dapat memberikan bantuan," kata Sukamto.
Sementara itu, sekretaris Desa Pagak Naroji mengatakan bahwa di wilayah pedukuhan Sumbernongko, Desa Pagak ini terdapat 11 rumah produksi alat dapur dari aluminium. Dari 11 rumah produksi alat dapur dari aluminium tersebut, sudah terjual ke beberapa daerah. Tetapi jumlahnya masih sedikit.
"Makanya kami dari pihak desa mungkin akan kawal mereka memproduksi, memperkenalkan tantang izin. Nama industri pelabelan dan sudah saya catat nomor telpon Disperindag untuk tindak lanjut semacam itu mungkin. Ini bisa dikembangkan lebih besar lagi, masyarakat lebih bisa mengangkat ekonomi masyarakat, utamanya untuk mengentaskan pengangguran," pungkas Naroji.