JATIMTIMES - Keluarga Imran merupakan satu-satunya keluarga yang namanya diabadikan sebagai nama surat dalam Al-Qur'an, yaitu Surat Ali Imran. Surat ini tidak hanya menjadi salah satu surat terpanjang dalam Al-Qur'an, tetapi juga menyimpan kisah sarat hikmah tentang kehidupan keluarga yang penuh ketaatan kepada Allah SWT.
Meskipun surat ini dinamakan berdasarkan nama Imran, Al-Qur'an lebih banyak menyoroti peran istri Imran, Hannah, serta putri mereka, Maryam. Keluarga ini dianggap istimewa karena menunjukkan keberhasilan dalam membangun rumah tangga yang berlandaskan keimanan dan ketaatan.
Baca Juga : Sinopsis dan Review Film Horor 2025 Almarhum
Kisah keluarga Imran bermula dari perjalanan panjang mereka dalam menantikan keturunan. Setelah bertahun-tahun menikah tanpa anak, Imran dan Hannah tetap sabar dan terus berdoa. Hingga akhirnya, pada usia lanjut, Hannah dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Maryam. Meski awalnya berharap anak laki-laki yang bisa mengabdi di Baitul Maqdis, pasangan ini menerima kelahiran Maryam dengan syukur dan kebahagiaan.
Doa tulus Hannah agar Maryam dan keturunannya dilindungi dari godaan setan tercatat dalam QS. Ali Imran ayat 35-36. Hal tersebut dijelaskan dalam firman Allah QS. Ali Imran ayat 35-36,
"(Ingatlah) ketika istri Imran berkata, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu apa yang ada di dalam kandunganku murni untuk-Mu (berkhidmat di Baitulmaqdis). Maka, terimalah (nazar itu) dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (35).
Ketika melahirkannya, dia berkata, "Wahai Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan." Padahal, Allah lebih tahu apa yang dia (istri Imran) lahirkan. "Laki-laki tidak sama dengan perempuan. Aku memberinya nama Maryam serta memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari setan yang terkutuk."(36).
Maryam pun tumbuh menjadi wanita yang istimewa di sisi Allah SWT. Ia memilih untuk mengabdikan diri kepada Allah di Baitul Maqdis, menghindari godaan duniawi, dan dikenal atas ketaatannya yang luar biasa.
Maryam mendapat berbagai karunia dari Allah SWT. Makanan lezat kerap ditemukan di mihrabnya, meskipun ia tidak mencarinya sendiri. Hal ini membuat Nabi Zakaria AS, yang menjadi wali sekaligus pendidiknya, merasa takjub. Maryam menjelaskan bahwa rezeki tersebut datang dari Allah, sebagaimana disebutkan dalam QS. Ali Imran ayat 37.
"Dia (Allah) menerimanya (Maryam) dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemui di mihrabnya, dia mendapati makanan di sisinya.
Dia berkata, "Wahai Maryam, dari mana ini engkau peroleh?"
Dia (Maryam) menjawab, "Itu dari Allah." Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.
Maryam juga menerima wahyu dari Allah melalui Malaikat Jibril, yang memberitahukan bahwa ia akan mengandung seorang anak laki-laki istimewa, yaitu Nabi Isa. Meski awalnya terkejut karena belum pernah menikah, Maryam menerima takdir ini dengan ikhlas. Nabi Isa lahir sebagai nabi besar dengan mukjizat luar biasa, termasuk berbicara sejak bayi dan menyebarkan ajaran Allah dengan kitab Injil.
Sebagai paman Maryam, Nabi Zakaria AS memainkan peran penting dalam membimbing dan mendidiknya. Didikan ini membantu Maryam tumbuh menjadi sosok yang kuat dalam ibadah dan ketaatan. Selain menjaga Baitul Maqdis, Nabi Zakaria juga menjadi saksi atas kebesaran Allah yang ditunjukkan melalui Maryam.
Kisah keluarga Imran menyampaikan banyak pelajaran tentang kesabaran, ketulusan, dan pentingnya menjadikan Allah SWT sebagai pusat dalam kehidupan keluarga. Dari kesabaran pasangan Imran dan Hannah hingga pengabdian Maryam dan peran Nabi Zakaria, semuanya menjadi teladan bagi siapa saja yang ingin membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.