free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

Kisah Pertobatan Habib al-'Ajami: Dari Lintah Darat Jadi Sufi Tawaduk

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Dede Nana

09 - Jan - 2025, 09:32

Placeholder
Ilustrasi (pixabay)

JATIMTIMES - Habib bin Muhammad al-'Ajami al-Bashri, seorang sufi terkenal dari Persia yang menetap di Bashrah memiliki masa lalu kelam sebagai lintah darat. Namun, perjalanan hidupnya berubah total setelah mengalami peristiwa yang membuka hatinya untuk bertobat. 

Kisah inspiratif ini diabadikan dalam karya Fariduddin Attar, Tadzkiratul Auliya, yang menggambarkan perjalanan spiritual Habib al-Ajami menuju jalan kesalehan. Habib al-'Ajami dikenal sebagai pria kaya raya yang kerap membanggakan hartanya. 

Baca Juga : Profil Pelawak Qomar yang Meninggal Dunia Usai Berjuang Melawan Kanker Usus Besar

Kekayaannya justru membuat banyak orang merasa segan hingga menghindarinya. Setiap hari, ia berkeliling kota untuk menagih utang kepada para pelanggannya. Jika tidak mendapatkan pembayaran, ia akan meminta kompensasi dengan dalih sepatunya aus akibat perjalanan tersebut. Kebiasaan ini ia gunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-harinya.

Suatu hari, Habib mendatangi rumah salah satu pengutang, tetapi orang yang ia cari tidak berada di rumah. Ia kemudian berbicara dengan istri pengutang tersebut, yang mengaku tidak memiliki uang. Sebagai gantinya, wanita itu menawarkan bagian leher kambing yang baru saja ia sembelih. 

Habib menerima tawaran itu dan bahkan meminta wanita tersebut memasaknya. Ketika wanita itu mengaku tidak memiliki minyak dan roti untuk memasak, Habib memberikannya tetapi tetap menagih pembayaran atas bahan tersebut.

Setelah daging matang, seorang pengemis datang dan memohon sedikit makanan. Namun, Habib menghardiknya, menolak berbagi makanan, dan berkata bahwa memberi tidak akan membuat si pengemis kaya, tetapi justru membuatnya sendiri jatuh miskin. 

Kejadian itu berujung pada keajaiban. Ketika wanita itu membuka panci untuk memberikan daging kepada pengemis, ia mendapati daging tersebut berubah menjadi darah hitam. Wanita itu menangis dan menyalahkan Habib atas kejadian tersebut, menyebut perilakunya yang tamak sebagai penyebabnya.

Kejadian itu mengguncang hati Habib. Ia pun mulai menyesali perbuatannya. Keesokan harinya, ia berjalan di kota untuk mengembalikan harta yang pernah ia ambil dari orang-orang. Namun, anak-anak di jalan berteriak menghinanya sebagai lintah darat, membuat Habib semakin merasa bersalah. Peristiwa ini menjadi titik balik dalam kehidupannya.

Habib mengumumkan bahwa siapa saja yang membutuhkan hartanya boleh datang dan mengambil sesukanya. Tidak lama kemudian, semua kekayaannya habis. Bahkan, ia memberikan cadar milik istrinya dan pakaian yang ia kenakan kepada orang-orang yang membutuhkan. 

Dalam keadaan miskin, Habib meninggalkan rumahnya dan mulai hidup menyepi di tepi Sungai Eufrat. Ia sepenuhnya menyerahkan diri kepada Allah SWT dan berguru kepada Hasan al-Bashri.

Baca Juga : Kuatkan Basis Ideologis, PW GP Ansor Jatim Jalin Silaturahmi dengan Pengasuh Ponpes Dalwa

Meski telah meninggalkan kehidupan duniawi, ujian terus datang. Sang istri, yang tetap menuntut nafkah, mempertanyakan pekerjaan Habib. Dengan tenang, Habib menjelaskan bahwa ia bekerja kepada Dzat yang Maha Pemurah, yang pasti memberikan balasan pada waktunya. 

Pada hari kesepuluh, Allah SWT mengirimkan utusan berupa seorang pemuda yang membawa berbagai kebutuhan rumah tangga. Pemuda itu menyampaikan pesan bahwa balasan Allah akan berlipat ganda jika Habib meningkatkan kesungguhannya.

Keajaiban itu memperkuat keyakinan Habib. Ia memilih untuk mengabdikan hidupnya dalam ibadah kepada Allah SWT, meninggalkan kehidupan duniawi sepenuhnya. Seiring waktu, doa-doa Habib menjadi mustajab, dan ia dianugerahi karamah yang membuatnya dikenal sebagai salah satu sufi besar dalam sejarah Islam.

Kisah Habib al-'Ajami menunjukkan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki diri. Perjalanan spiritualnya menjadi pelajaran berharga tentang kekuatan penyesalan, pengabdian, dan keikhlasan kepada Sang Pencipta.

 


Topik

Agama habib al ajami lintah darah kisah habib al ajami



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Dede Nana