free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

Hukum Muslim Meniup Terompet pada Malam Tahun Baru, Apakah Boleh? Ini Kata Ustaz Abdul Somad

Penulis : Mutmainah J - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

31 - Dec - 2024, 08:03

Placeholder
Ilustrasi meniup terompet pada malam tahun baru. (Foto dari Pixabay)

JATIMTIMES - Di malam pergantian tahun umumnya semua orang bersuka cita menyambut datangnya tahun yang baru.

Tak sedikit, para pedagang memanfaatkan momentum itu untuk berjualan terompet untuk mengais rezeki sekaligus memfasilitasi orang-orang merayakan tahun baru masehi.

Baca Juga : Waspada! Perayaan Malam Tahun Baru di Jatim Berpotensi Diguyur Hujan Petir

Salah satunya seperti terompet. Meniup terompet saat tahun baru bagaikan sebuah tradisi yang biasa dilakukan setiap tahunnya, terutama oleh kalangan anak-anak.

Desain terompet tahun baru sangat khas. Berbentuk kerucut dengan dengan warna mencolok dan hiasan yang menarik. Ada juga berbentuk ular atau naga yang melingkar. 

Meniup terompet saat tahun baru menjadi suatu kebahagiaan tersendiri bagi beberapa orang. Terompet menjadi pemecah kesunyian selain kembang api yang dinyalakan di malam tahun baru. 

Namun, di balik itu semua timbullah pertanyaan mengenai bagaimana hukum Muslim yang ikut meniup terompet dimalam tahun baru, apakah boleh? 

Hukum Meniup Terompet Bagi Seorang Muslim Menurut Ustaz Abdul Somad

Dalam salah satu ceramah, Ustaz Abdul Somad pernah menjabarkan pandangannya mengenai perayaan tahun baru, terutama mengenai tradisi tiup terompet yang banyak ditemukan di kalangan masyarakat.

Menurutnya, tradisi meniup terompet pada malam tahun baru itu adalah tradisi yang berasal dari Yahudi pada zaman Perjanjian Lama. "Bagi kita, merayakan Tahun Baru 1 Januari dengan kembang api dan bakar ayam, maka tiupkanlah terompet untuk menyambut kedatangan tahun baru. Tapi, ini adalah tradisi yang berasal dari Yahudi pada zaman Perjanjian Lama," ujar ustaz Abdul Somad, dikutip dari channel YouTube @gurualifbata, Selasa (31/12/2024). 

Lebih lanjut, Dai yang akrab disapa UAS itu mengungkapkan bahwa tradisi tiupan terompet tersebut berasal dari kebiasaan bangsa Yahudi pada zaman dahulu, yang menggunakan trompet dari kepala tanduk kerbau untuk menyambut momen penting, termasuk pergantian tahun.

"Mereka meniup terompet itu sebagai simbol penyambutan dan perayaan. Tapi, kita sebagai umat Islam tidak seharusnya mengikuti tradisi tersebut, karena itu bukan bagian dari ajaran kita," katanya. 

Ia pun menekankan bahwa meskipun tiup terompet telah menjadi kebiasaan di banyak tempat saat menyambut Tahun Baru, hal tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. "Sebagai umat Islam, kita tidak perlu mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang tidak ada dalam ajaran agama kita," ujarnya.

UAS juga mengingatkan bahwa kita harus kembali pada tradisi yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti dzikir, salat, dan muhasabah. Penting untuk dicatat bahwa merayakan tahun baru dalam bentuk pesta atau dengan kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam bisa membawa dampak negatif, baik secara spiritual maupun sosial. 

"Ada banyak cara yang lebih baik untuk menyambut tahun baru, salah satunya dengan melakukan introspeksi diri atau muhasabah," ujar UAS. 

Baca Juga : Polrestabes Surabaya Berlakukan 12 Titik Penyekatan di Malam Pergantian Tahun

Lebih lanjut, UAS menekankan pentingnya mengganti kebiasaan merayakan tahun baru dengan kegiatan yang lebih bermanfaat. "Masjid bisa menjadi tempat yang baik untuk melaksanakan muhasabah bersama. Undanglah siapa saja yang ingin hadir untuk berdoa dan merenung tentang apa yang telah kita lakukan sepanjang tahun," katanya. 

Menghadapi pergantian tahun, UAS mengajak umat Islam untuk merenung dan memperbaiki diri. "Jangan sampai ada anak-anak muda yang tidak datang ke masjid untuk melaksanakan muhasabah. Jangan biarkan mereka tidur habis Isya, atau bahkan lebih buruk lagi, tidur dengan mengonsumsi obat tidur," ujarnya. 

Ia menilai, waktu pergantian tahun seharusnya dimanfaatkan untuk meningkatkan ketakwaan dan memperbaiki kualitas diri. "Jangan buang waktu dengan merayakan hal-hal yang tidak memberikan manfaat. Gunakan waktu itu untuk berdoa, berzikir, dan bertobat kepada Allah," serunya.

Tak berhenti disitu saja, ia juga mengingatkan bahwa merayakan tahun baru dengan cara yang tidak sesuai ajaran agama hanya akan membawa kerugian. "Bukan hanya secara spiritual, tetapi juga dalam hal sosial. Kita harus menjaga moral dan etika umat agar tidak terjerumus pada kebiasaan yang merugikan," katanya.

"Sebagai umat Islam, kita harus lebih bijak dalam menyikapi perayaan tahun baru. Jangan sampai kita terjebak pada tradisi yang tidak ada dalam ajaran Islam," tambahnya. 

Bagi UAS, waktu pergantian tahun adalah kesempatan untuk memperbaiki diri, bukan untuk berfoya-foya. "Kita harus lebih serius dalam menghadapi pergantian tahun ini. Jangan sampai kita lupa untuk introspeksi diri dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik," ujarnya.

Ia pun berpendapat perayaan tahun baru seharusnya tidak hanya dilihat sebagai momen untuk bersenang-senang, tetapi juga sebagai waktu untuk berdoa dan merenung. "Kita harus menjadikan setiap detik waktu yang kita miliki sebagai kesempatan untuk lebih dekat dengan Allah," tuturnya.

Penting untuk diingat bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga keseimbangan dalam hidup, termasuk dalam menyikapi perayaan-perayaan yang ada. "Jangan sampai kita kehilangan fokus pada apa yang sebenarnya penting dalam hidup kita," kata UAS. 

UAS lalu mengajak umat Islam untuk menggunakan pergantian tahun sebagai momentum untuk memperbaiki diri. "Mari kita gunakan waktu ini untuk berdoa, berzikir, dan melakukan muhasabah. Semoga kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik di tahun yang baru," tandasnya. 


Topik

Agama Tahun Batu hukum tiup terompet Ustaz Abdul Somad



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mutmainah J

Editor

Sri Kurnia Mahiruni