JATIMTIMES - Bencana tanah longsor masih mengintai Kota Batu sepanjang tahun. Menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu ada lebih dari 40 kejadian tanah longsor dalan kurun Januari hingga pertengahan Desember tahun ini.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Batu Agung Sedayu mengungkapkan, Kota Wisata Batu menang menjadi daerah rawan bencana hidrometeorologi. Dimana tanah longsor menjadi bencana yang cukup sering terjadi di dataran tinggi.
Baca Juga : BMKG Beri Peringatan Dini Cuaca Ekstrem, BPBD Siagakan 250 Personel di 24 Titik Pos Pantau Pesisir Surabaya
"Akumulasi tanah longsor itu tersebar di tiga kecamatan di Kota Batu," kata Agung saat dikonfirmasi, belum lama ini.
Agung berujar, mayoritas titik yang rawan longsor berada di kawasan Kecamatan Bumiaji. Sebab, wilayah tersebut berada di kawasan pegunungan.
"Khususnya pada wilayah seperti Desa Sumberbrantas, Desa Gunungsari dan Desa Tulungrejo. Selain itu, di wilayah Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu juga masuk dalam kategori rawan longsor," rincinya.
Dikatakannya, jumlah kejadian tahun 2024 menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Di tahun 2023, tercatat ada sebanyak 73 kejadian tanah longsor selama setahun. Salah satu faktor penurunan itu lantaran BPBD telah melakukan mitigasi sebelum waktu potensial terjadi bencana.
Kerja-kerja mitigasi BPBD terbantu dengan keberadaan early warning system (EWS) pada 12 titik yang rawan longsor. Agung menyebut efektivitas alat tersebut sangat membantu dalam menekan angka kerugian akibat bencana.
Agung menambahkan upaya mitigasi dari BPBD terus dikuatkan. Pihaknya juga melakukan upaya pengajuan penambahan EWS kembali ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim. Dengan demikian, dirinya berharap jumalah kejadian bencana tanah longsor bisa ditekan.
Baca Juga : Polres Batu Berlakukan Sidang Etik Terbuka bagi Polisi Pelanggar Disiplin
Selama ini di Kota Batu, EWS tanah longsor dipasang di sekitar lereng yang dibawahinya tepat wilayah pemukiman. Itu lantaran pemasangan EWS perlu memperhatikan kondisi topografi kemiringan lereng.
Dengan begitu, dirinya memastikan wilayah terdampak tak memakan korban atau kerugian yang besar karena berhasil diselamatkan lebih dulu.
"Melalui EWS itu kami bisa mendeteksi beberapa jam sebelum kejadian, jadi kami bisa evakuasi dulu," tambah Agung.
Terlebih lagi dengan hujan yang turun hampir sepanjang tahun, BPBD terus melakukan pengawasan di titik yang rawan longsor. Baik pemantauan jarak jauh dan patroli oleh personel secara langsung di titik rawan.