JATIMTIMES — Calon Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa menunjukkan keseriusannya dalam mendorong potensi agrobisnis di Jawa Timur. Pada Jumat (27/12/2024) siang, ia melakukan panen durian premium jenis Black Thorn dan Musang King di Republik Durian Farm, Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.
Kehadirannya tidak hanya untuk memetik buah unggulan tersebut tetapi juga meninjau langsung peluang ekonomi dari budidaya durian premium. “Saya ini durian lover. Hampir semua jenis durian sudah saya coba. Menurut saya, Black Thorn adalah yang terbaik, bahkan lebih unggul dibandingkan Musang King,” ujar Khofifah usai mencicipi durian berharga fantastis ini, yang dapat mencapai Rp 1,2 juta per buah.
Baca Juga : Perbedaan Snow Crab dan King Crab, Seafood yang Akan Terkena PPN 12% di 2025 Mendatang
Khofifah bahkan tak ragu memanjat pohon durian setinggi dua hingga tiga meter tanpa menggunakan tangga. “Saya biasa manjat dan suka naik gunung. Jadi sudah nggak usah tangga,” katanya, sembari memotong buah durian menggunakan gunting.
Menurut Khofifah, durian jenis Black Thorn dan Musang King memiliki prospek besar untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor, khususnya ke Tiongkok. Ia mengungkapkan, respons positif dari Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia terhadap durian Jawa Timur semakin memperkuat peluang ekspor ini. “Deputi Komersial dan Perdagangan Kedutaan Tiongkok langsung menanyakan tentang durian Black Thorn dan Musang King. Ini kesempatan besar bagi kita,” ungkapnya.
Namun, Khofifah menekankan pentingnya memenuhi tiga faktor utama dalam menembus pasar ekspor: kuantitas, kualitas, dan kontinuitas. Ia juga melihat potensi perluasan lahan budidaya dengan memanfaatkan lahan idle dan perhutanan sosial. “Dengan lahan satu hektare yang ditanami 100 pohon, kita bisa menghasilkan keuntungan hingga Rp 2 miliar dalam waktu empat sampai lima tahun,” tegasnya merujuk pada data yang disampaikan pemilik Republik Durian Farm, Anna Luthfie.
Pemilik Republik Durian Farm, Anna Luthfie, menjelaskan bahwa durian Black Thorn yang dikembangkan di Blitar memiliki kualitas unggul dibandingkan dengan durian serupa dari Malaysia. “Faktor tanah yang subur dan iklim yang mendukung membuat rasa durian di sini lebih legit,” jelasnya.
Kebun durian ini juga menggunakan metode pupuk organik yang sebagian besar berasal dari kolam ikan. “Kolam ikan tidak hanya berfungsi sebagai cadangan air tetapi juga sumber pupuk alami,” kata Anna.
Ia juga menambahkan bahwa budidaya durian premium dapat digandengkan dengan program pembangunan desa. “Blitar, Tulungagung, Kediri, dan seluruh Jawa Timur memiliki potensi besar untuk budidaya durian. Jika dikelola dengan melibatkan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LMDH) atau BUMDesa, maka satu desa bisa meraih keuntungan hingga miliaran rupiah,” urainya.
Baca Juga : Kota Blitar Waspada Cuaca Ekstrem: 90 Kejadian Bencana Ditangani Sepanjang 2024
Khofifah optimistis bahwa durian premium Jawa Timur dapat menjadi ikon baru ekspor yang membawa manfaat ekonomi besar. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, petani, dan lembaga terkait untuk memperluas cakupan budidaya durian premium.
“Kita bisa mengembangkan ini lebih masif dengan pendekatan terintegrasi. Jawa Timur memiliki peluang besar untuk menjadi pusat durian premium di Indonesia,” pungkas Khofifah.
Dengan langkah strategis ini, durian premium Jawa Timur tak hanya menjadi komoditas lokal tetapi juga membuka jalan bagi peluang ekspor yang menjanjikan. Kabupaten Blitar, dengan Republik Durian Farm sebagai salah satu pionir, berada di garis depan untuk merealisasikan visi besar ini.