JATIMTIMES- Sepanjang tahun 2024, Kota Blitar telah menghadapi ujian dari alam berupa 90 kejadian bencana yang berhasil ditangani oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Meski kota ini secara geografis relatif aman dari ancaman besar seperti banjir bandang atau tsunami, cuaca ekstrem tetap menjadi tantangan yang tak bisa diabaikan.
Kepala BPBD Kota Blitar, Agus Suherli, mengungkapkan bahwa kejadian bencana yang ditangani tahun ini sebagian besar melibatkan pohon tumbang, talud ambrol, dan genangan air akibat hujan deras. Dalam catatannya, jenis pohon palem menjadi perhatian khusus karena rawan tumbang saat musim penghujan.
Baca Juga : Kasus PMK Kembali Muncul di Ngawi, Belasan Sapi Mati Terinfeksi
“Pohon palem sangat rentan tumbang. Kami telah melakukan penanganan khusus terhadap jenis pohon ini untuk meminimalisir risiko,” jelas Agus, Jumat (27/12/2024).
Agus memaparkan bahwa penanganan bencana dilakukan melalui tiga tahap strategis: pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana. Tahap pra bencana difokuskan pada upaya preventif, seperti sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Relawan BPBD terlibat aktif dalam memberikan pemahaman mengenai mitigasi bencana untuk meningkatkan kesadaran warga.
“Kesiapsiagaan masyarakat adalah kunci utama dalam menghadapi bencana. Oleh karena itu, kami rutin mengadakan pelatihan dan simulasi agar warga memahami langkah-langkah yang harus diambil saat bencana datang,” kata Agus.
Ketika bencana terjadi, tim BPBD bergerak cepat untuk melakukan evakuasi dan penanganan dampak. Sementara itu, pasca bencana, mereka memastikan pemulihan berjalan optimal. Dalam beberapa kasus, BPBD juga menjalin koordinasi lintas wilayah untuk membantu daerah lain yang membutuhkan bantuan tambahan.
“Solidaritas antar daerah menjadi prinsip kami. Jika diperlukan, relawan BPBD Kota Blitar siap diterjunkan untuk membantu penanganan bencana di wilayah lain,” tegas Agus.
Di sisi lain, tantangan cuaca ekstrem di Kota Blitar memunculkan sejumlah titik rawan genangan air yang membutuhkan perhatian khusus. Menurut Agus, kolaborasi antara BPBD, Dinas Pekerjaan Umum, dan masyarakat menjadi elemen penting dalam mengatasi permasalahan ini.
Baca Juga : TBC di Kabupaten Blitar Mengkhawatirkan: 93 Warga Meninggal Dunia Sepanjang 2024
“Koordinasi lintas instansi sangat membantu kami dalam menyelesaikan berbagai kasus, terutama genangan air di kawasan-kawasan rawan. Tanpa itu, penanganan akan jauh lebih sulit,” tuturnya.
Meski banyak tantangan, BPBD tetap optimistis menghadapi tahun-tahun mendatang. Berbekal pengalaman dan koordinasi yang solid, Agus yakin bahwa Kota Blitar akan semakin tangguh dalam menghadapi potensi bencana.
“Kami tidak hanya bertugas menangani bencana, tetapi juga menjaga rasa aman masyarakat. Dengan kerja sama semua pihak, kami yakin Kota Blitar akan tetap aman dan tanggap terhadap ancaman apa pun,” pungkasnya.
Laporan ini menjadi bukti bahwa meski Kota Blitar tidak digempur bencana besar, tantangan dari cuaca ekstrem tetap memerlukan penanganan serius. Kesiapsiagaan BPBD dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam menghadapi ancaman yang datang. Di tengah ketidakpastian alam, masyarakat Kota Blitar masih bisa berharap pada tangan-tangan tangguh yang menjaga mereka dari risiko bencana.
