JATIMTIMES - Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang meneruskan tradisi tahunan dalam pengamanan wilayah pada momen peringatan Hari Natal dan Tahun Baru (Nataru). Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
Kegiatan digelar hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Pengamanan Nataru oleh warga Kelurahan Tlogomas menjelang pergantian tahun ini sudah berjalan sepuluh tahun terakhir.
Baca Juga : Momentum Natal 2024: Wabup Malang Hadiri Perayaan Natal di GSJA Eben Haezer
Kegiatan itu dimulai dengan mendirikan Posko Pantau mulai Selasa (24/12/2024) kemarin. Nantinya posko itu akan berlaku hingga Rabu (1/1/2025) yang bertempat di sekitar Jalan Batu Permata, RW 6 Kelurahan Tlogomas.
Ketua LPMK Kelurahan Tlogomas, Darsin ST mengatakan memang kegiatan seperti ini selalu dilakukan setiap tahun. Tujuannya untuk mensupport Kelurahan Tlogomas dalam menyambut Nataru.
“Karena yang ada Tlogomas ini yang dekat dengan kampus banyak dari mahasiswa luar pulau yang notabenenya mereka itu banyak merayakan Natal,” kata Darsin kepada JatimTIMES.
Darsin menjelaskan ketika pergantian tahun baru, wilayah Kelurahan Tlogomas kerap terjadi gesekan. Maka dari itu, LPMK mensupport kelurahan dalam rangka untuk membantu pengamanan.
“Kita mengerahkan beberapa personel dari lembaga-lembaga, mulai karang taruna, kelurahan tangguh, linmas dan juga lembaga yang lain kita beri tahu untuk bisa ikut gabung,” beber Darsin.
Darsin menjelaskan bahwa dari Kelurahan Tlogomas sendiri, setiap RW sendiri telah mendirikan posko. Dan nantinya, pihaknya akan melakukan patroli berkeliling.
“Jadi kami keliling ke semua posko dari RW 1 sampai RW 9 itu, dalam rangka untuk pengamanan dari lingkungan. Tujuannya untuk mempermudah koordinasi antar RW ketika ada satu yang perlu diamankan karena posko aktif juga,” ungkap Darsin.
Sementara itu, Lurah Tlogomas, Arwanto mengaku sangat mendukung ihwal adanya tradisi dari LPMK dengan pendirian Posko Pantau. Hal itu disebut membantu menciptakan kondisi aman dan nyaman wilayah Tlogomas.
Baca Juga : Angka Kunjungan Wisata Kota Batu 2024 Menurun, Tahun Politik dan Cuaca Jadi Tantangan
Arwanto pun menyebut bahwa wilayah Tlogomas semakin hari semakin berkurang dalam hal gesekan antar masyarakat. Karena menurutnya, memang sebelumnya ada yang membawa budaya luar masuk dan kurang diterima.
“Wilayah Tlogomas ini bisa dikatakan mininya Indonesia, karena banyak pendatang mahasiswa atau siapapun, dikelilingi kampus juga, itu yang setiap mahasiswanya punya corak sendiri. Jadi budaya itu dari asalnya dibawa kesini berbenturan. Kami coba kurangi dengan melibatkan mereka ataupun kalau tidak bisa terlihat mereka bergeser sendiri,” beber Arwanto.
Kedepan, Arwanto berharap masyarakat dapat ikut membantu menjaga kondusifitas. Sebab, pihaknya ingin momen Nataru dapat terjaga dengan baik.
“Jaga kondusifitas masing-masing wilayah, jangan mudah terprovokasi, saling kompak, tidak termakan informasi yang tidak diketahui kebenarannya,” tukas Arwanto.