free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Menolak Lupa Merawat Ingatan Tragedi Kanjuruhan, Kapolres Malang Ungkap Isi Hati Lewat Buku Move in Silence

Penulis : Irsya Richa - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

20 - Dec - 2024, 21:18

Placeholder
Dari kiri Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana bersama Rektor UB Widodo saat bedah buku Move In Silence: Untold Story of Kanjurahan di Auditorium Nuswantara, FISIP UB, Kota Malang, (20/12/2024). (Foto: Irsya Richa/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Polres Malang bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijiya (UB) menggelar bedah buku Move In Silence: Untold Story of Kanjurahan di Auditorium Nuswantara, FISIP UB, Kota Malang, (20/12/2024).

Buku yang dibedah ini merupakan tulisan dari Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana untuk mengingat kembali targedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 silam.

Baca Juga : 7 Obat untuk Menyembuhkan Gangguan Pencernaan yang Ampuh dan Terbukti Efektif

Dengan menghadirkan para pembedah buku, diantaranya dosen Hukum Pidana Fakultas Hukum UB; Faizin Sulistio, dosen Hukum Pidana Fakultas Hukum UB; Prija Djatmika, dosen Sosiologi FISIP UB; Ahmad Imron Rozuli, mahasiswa Program Doktor Ilmu Sosiologi FISIP UB; Makuyo Galuh Mahardika, Presiden BEM FISIP UB; Muhammad Rafi Haykal Akbar.

Sebelum menceritakan inti dari buku yang dibuatnya sejak Januari hingga Juli 2024 itu, Kholis terlebih dahulu menceritakan siapa sosoknya. Kholis lahir di Semarang dan besar di Jogjakarta, menjadi polisi sejak  2004.

“Bertugas di Polres Malang dua hari setelah tragedi Kanjuruhan pada 3 Oktober 2022. Sempat bertugas di Jakarta selama 11 tahun lamanya,” ucap Kholis.

Tak pernah terbesit dalam benaknya bakal ditugaskan di Polres Malang, terlebih dalam keadaan sangat kelam, yakni pasca tragedi Kanjuruhan. Sebagai polisi yang dirasa belum matang saat itu yang masih berusia 39 tahun, Kholis tak tahu apa yang harus dilakukan ataupun dikerjakan untuk menghadapi tragedi besar tersebut.

“Menghadapi masyarakat Malang Raya yang sedang berduka sudah meratap, di satu sisi menjadikan polisi number one public enemy berat, satu sisi ini sebagai kerhormatan. Ketika negara menunjuk saya menghadapi tragedi Kanjuruhan,” ujar Kholis.

Namun, ia berfikir dengan idealismenya saat datang mengunjungi korban kata minta maaf merupakan representasi yang harus dilakukan. Tak satu kali, tapi harus tiga kali diucapkan.

Mengucap minta maaf tiga kali, bukan tanpa dasar tapi punya arti mendalam. Maaf pertama ditujukan bagimana bentuk tanggungjawab rasa bersalah atas terjadinya tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2024 yang menewaskan 135 korban.

Maaf kedua ditujukan khusus untuk keluarga korban. Bahwa tragedi ini pukulan telak bagi keluarga korban. Karena tak dipungkiri korban yang menjadi tulung punggung, harapan besar korban di masa depan.

Maaf terakhir, berbagai langkah dalam rangka membangun silahturahmi, upaya memulihkan situasi di Malang Raya.

“Buku ini sebagai bentuk komitmen saya yang menolak lupa dan merawat ingatan akan tragedi Kanjuruhan. Saat menulis di tahun 2024, tahun sibuk politik di sela-sela itu banyak menghabiskan waktu menulis buku ini,” imbuh Kholis.

a

Buku tersebut, dicetak pertama kali pada 18 September 2024 dengan dibantu tim penyusun buku. Terdiri dari 550 halaman dengan 31 bab, tentu punya berbagai nara sumber yang ikut menyumbangkan pikirannya.

Baca Juga : Dies Natalis Astra 15 Prodi PGSD Unikama, Tunjukkan Keberagaman Lewat Parade Budaya 

Kholis juga menceritakan banyak bekerja sendiri untuk menyentuh keluarga korban. Sebab anggotanya banyak yang melakukan proses pemeriksaan pada saat itu.

Beragam penolakan pada keluarga korban akan kehadirannya pun tak dipungkiri. “Ada yang baru selama setahun baru menerima kehadiran saya,” ujar Kholis. 

Ya lewat buku ini lanjut Kholis, ingin memberikan gambaran kepada masyarakat tentang apa yang dirasakannya bersama anggotanya saat itu. “Apa yang kami kerjakan, baik saat ini maupun di masa depan nanti, melalui sebuah buku yang ditulis bersama-sama,” imbuh Kholis.

Dengan curahan hati yang dituangkan dalam buku itu, merupakan sebuah pelajaran penting yang tidak boleh dilupakan oleh Polres Malang. Karena itu, berbagai langkah dilakukan sejauh ini.

Setiap saat Kholis berinteraksi dengan keluarga korban berupaya merespon dan mengakomodir permintaan. Karena itu dirasa jadi tanggung jawab bersama.

Saat ditanya apakah buku tersebut bakal diperjualbelikan, Kholis merespon dengan senyuman. “Saya sedang memikirkan, kalau saya perjualbelikan, saya mengambil keuntungan dari sini. Pinginnya ngasih gratis ke masyarakat,” terang Kholis.


Topik

Peristiwa Biku Tragedi Kanjuruhan Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana Tragedi Kanjuruhan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Irsya Richa

Editor

Sri Kurnia Mahiruni