JATIMTIMES - Meski sempat ada penolakan dan kesepakatan untuk membatalkan, acara salawatan yang menghadirkan Habieb Syech bin Abdul Qodir rupanya tetap diselenggarakan. Kegiatan ini menuai tanggapan kritis dari ketua Aliansi Masyarakat Tulungagung (AMT) Hanin Diyaudin atau Gus Hanin, Rabu (18/12/2024).
"AMT tetap konsisten pada kesepakatan yang telah di buat dan memberikan peringatan sebelum pelaksanaan kepada panitia melalui Polres untuk di sampaikan ke panitia," kata Gus Hanin.
Baca Juga : Liburan Nataru, Polres Batu Minta Masyarakat Waspada Modus Penipuan Sewa Villa
Peringatan itu rupanya tidak diindahkan, buktinya salawatan yang sebelumnya disepakati batal tetap diselenggarakan.
"Ternyata mereka tetap melaksanakan dan Polres tidak bisa untuk melarang kegiatan keagamaan jika memang acara tetap berjalan, " ujarnya.
Gus Hanin selalu ketua AMT menegaskan sikapnya, bahwa pihaknya tidak melarang umat bersalawat. Melainkan, klan Ba'alawi yang telah menggunakan segala cara untuk memalsukan nasab Rasulullah dan membelokkan sejarah bangsa.
"Sikap kami sebagai warga negara yang taat hukum dan mengedepankan keamanan di Tulungagung dan adanya perdamaian. (Maka) tidak mereaksi dengan main hakim sendiri karena kami sangat menghindari adanya konflik fisik antar anak bangsa warga Tulungagung," ungkapnya.
Bahkan saat acara berlangsung, berbagai simpatisan datang dari eks Karesidenan Kediri ke Tulungagung. Namun, Gus Hanin meminta agar para simpatisan yang konsisten menolak klan Ba'alawi ini tidak ke lokasi.
Perjuangan Walisongo Indonesia - Laskar Sabilillah (PWI LS) menurut Gus Hanin punya prinsip menghadang bukan menghantam.
"Kita sudah menghadang, berusaha melakukan pelurusan tentang masalah yang dibawa oleh mereka yang terafiliasi ke Klan Ba'alawi atau organisasi yang terafiliasi radikal dan telah dilarang negara," bebernya.
Baca Juga : Dishub Kota Malang Mulai Gratiskan Dua Sentra Parkir Kayutangan Heritage
Sikap ini menurutnya sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk menguatkan wawasan kebangsaan dan nasionalisme.
"Di dalam perjuangan, kami mendukung pemerintah untuk menguatkan wawasan kebangsaan dan nasionalisme, cinta tanah air, menjalin ukhuwah islamiyah, wathoniyah dan Basyariyah dalam naungan NKRI harga mati," tegasnya.
Meski sempat diundang untuk mediasi sebelum acara, AMT memilih tidak hadir dan tetap tegak lurus dengan keputusan sebelumnya yang sebenarnya telah disepakati.
Seperti diketahui AMT yang terdiri dari 43 ormas didalamnya sebelumnya menggelar demonstrasi. Aksi ini dilakukan menjelang kedatangan Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf dalam kegiatan Milad salah satu lembaga keagamaan di Tulungagung.