JATIMTIMES - Vanuatu diguncang gempa bumi berkekuatan 7,4 skala Richter (SR) pada Selasa yang berpusat di ibu kota Port Vila. Peristiwa ini mengakibatkan sedikitnya enam orang tewas, puluhan orang terluka, dan merusak infrastruktur penting seperti dua waduk serta rumah sakit utama di kota tersebut.
Lembaga penyiaran nasional VBTC menayangkan rekaman dampak gempa yang memperlihatkan kendaraan hancur tertimpa reruntuhan bangunan dan batu-batu besar berserakan di jalan raya. Sementara itu, rekaman drone menunjukkan tanah longsor di dekat area terminal pengiriman.
“Itu adalah gempa bumi paling dahsyat yang pernah saya alami selama 21 tahun tinggal di Vanuatu. Saya telah melihat banyak gempa besar, tetapi tidak ada yang sekuat ini,” ujar Dan McGarry, seorang jurnalis di Vanuatu kepada Reuters, dikutip Rabu (18/12/2024).
Menanggapi situasi ini, Perdana Menteri Sementara Charlot Salwai menetapkan keadaan darurat di wilayah terdampak dan memberlakukan jam malam selama tujuh hari. Selain itu, ia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. “Ini momen yang menyedihkan dan menghancurkan bagi Port Vila,” ujar Salwai.
Upaya penyelamatan terus berlanjut untuk menemukan korban yang kemungkinan masih terjebak di bangunan runtuh, meskipun situasi semakin sulit pada malam hari. Laporan dari seorang pejabat di rumah sakit Port Vila menyebutkan lebih dari 50 orang terluka dan layanan kesehatan pun terganggu.
Gempa tersebut menyebabkan struktur rumah sakit utama di Port Vila rusak. Ruang operasi tidak dapat berfungsi, sehingga pihak berwenang mendirikan tenda-tenda triase di luar bangunan untuk menangani banyaknya pasien yang berdatangan.
PBB memperkirakan sekitar 116.000 orang terdampak gempa. Sayangnya, komunikasi dengan Kantor Manajemen Bencana Nasional sempat terputus hingga layanan satelit Starlink membantu memulihkan konektivitas pada Selasa malam.
Gempa juga berdampak pada gedung-gedung yang menampung misi diplomatik asing di Port Vila. Kedutaan Besar AS, Inggris, Prancis, dan Selandia Baru mengalami kerusakan signifikan.
“Kedutaan Besar AS mengalami kerusakan cukup parah. Namun semua personel berhasil dievakuasi dengan selamat,” ujar juru bicara Kedutaan Besar AS di Papua Nugini.
Pemerintah Australia melalui Menteri Luar Negeri Penny Wong menyatakan siap mengirimkan bantuan berupa tim pencarian dan penyelamatan perkotaan serta tim medis darurat.
Sementara itu, Perdana Menteri Fiji Sitiveni Rabuka menyampaikan rasa duka mendalam atas peristiwa tersebut melalui pernyataan di media sosial. "Sedih mendengar berita gempa bumi yang telah menelan korban jiwa dan menghancurkan keluarga di Vanuatu," ungkap Rabuka melalui akun Facebook pribadinya.
Menurut data Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa terjadi pada kedalaman 10 kilometer. Beberapa saat setelah gempa utama, terjadi enam gempa susulan di sekitar Vanuatu. Beberapa di antaranya cukup kuat hingga kembali mengguncang Port Vila.
Meski sempat ada peringatan tsunami, sistem peringatan tsunami AS akhirnya mencabut status tersebut.
Gempa ini menjadi salah satu bencana paling mematikan di Vanuatu dalam beberapa tahun terakhir. Situasi semakin rumit lantaran negara tersebut tengah menghadapi kondisi pemerintahan sementara menjelang pemilihan umum nasional.