JATIMTIMES - Sebanyak 14 titik di Kota Malang disebut sebagai daerah rawan terjadi cuaca ekstrem. 14 titik itu merupakan hasil pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang untuk menindaklanjuti imbauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda.
14 titik tersebut yakni di Ketawang Gede atau kawasan Universitas Brawijaya (UB), Sumbersari atau kawasan Universitas Negeri Malang (UM), kawasan Oro-oro Dowo, Penanggungan, kawasan Balai Kota Malang hingga Stasiun Kota Baru dan kawasan Kelurahan Kesatrian.
Baca Juga : Pesan KONI Jatim untuk Penyelenggara Porprov IX Jatim 2025, Masalah Konsumsi Jadi Sorotan
Selain itu kawasan persawahan di wilayah Gadang, Bumiayu, Mulyorejo, Bakalan Krajan, Tunggul Wulung dan Tasikmadu. Kemudian yakni di kawasan Buring yakni di sepanjang Jalan Mayjend Sungkono hingga Gor Ken Arok dan komplek Perumahan Sawojajar.
"Sudah kami share agar di kewilayahan juga siaga, utamanya di spot area rawan bencana," ujar Kalaksa BPBD Kota Malang, Prayitno.
Sementara itu, BMKG Juanda mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang akan melanda beberapa wilayah di Jawa Timur. Cuaca ekstrem tersebut dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi.
Seperti hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung hingga hujan es. Imbauan tersebut disampaikan melalui pernyataan resmi BMKG Juanda.
Disebutkan bahwa cuaca ekstrem berpotensi melanda hampir seluruh kota yang ada di Jawa Timur, termasuk Kota Malang. Ditambah dengan beberapa wilayah memasuki puncak musim hujan pada periode ini.
"Adanya beberapa fenomena gelombang atmosfer seperti Kelvin, Equatorial Rossby dan MJO yang melintasi Jawa Timur mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan penghujan di wilayah Jawa Timur," ujar Kepala BMKG Juanda, Taufiq Hermawan melalui pernyataan resminya.
Baca Juga : Peringati Hari Disabilitas Internasional, Disability Dance Club Tunjukkan Bakatnya
Selain itu, kondisi ini didukung dengan aktifnya Monsun Asia yang menambah suplai uap air. Serta suhu muka laut di perairan sekitar Jawa Timur yang hangat sehingga terjadi peningkatan suplai uap air ke atmosfer untuk pertumbuhan awan.
Selain itu wilayah Jawa Timur masih terkena dampak tidak langsung bibit siklon tropis 93S yang berada di Samudera Hindia Barat Australia. BMKG Juanda mengimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang selama sepekan ke depan.
Terlenih untuk wilayah dengan topografi curam/bergunung/tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang.