JATIMTIMES – Pemerintah Kota Blitar melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dinperpusip) menggelar Seminar Perpustakaan untuk para pengelola perpustakaan kelurahan, Kamis (5/12/2024). Bertempat di ruang Sasana Praja Kantor Wali Kota, acara ini dihadiri oleh sekitar 40 peserta dari 21 perpustakaan kelurahan yang tersebar di Kota Blitar.
Plt. Kepala Dinperpusip Kota Blitar, Njunariadi, dalam sambutannya menekankan pentingnya perpustakaan sebagai pusat pengetahuan yang adaptif terhadap kebutuhan masyarakat. Menurutnya, perpustakaan bukan hanya tempat penyimpanan buku, tetapi juga ruang interaksi sosial yang mampu membangun budaya literasi.
Baca Juga : Pemkab Malang Raih Penghargaan Kabupaten Sangat Inovatif dalam Ajang IGA 2024
"Perpustakaan adalah gudang ilmu. Perannya kini harus meluas, tidak hanya sebagai penyedia bahan bacaan, tetapi juga sebagai pusat aktivitas masyarakat," jelasnya.
Njunariadi menambahkan, seminar ini bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi perpustakaan kelurahan melalui kolaborasi dengan komunitas lokal. Ia menyebut bahwa pengelola perpustakaan perlu kreatif dalam mengadakan kegiatan, seperti mengajak generasi muda aktif membaca dan bekerja sama dengan warga untuk menggelar kegiatan edukatif di lingkungan masing-masing.
“Dengan menguatkan peran perpustakaan kelurahan, kita berharap minat baca masyarakat di Kota Blitar terus meningkat,” katanya.
Saat ini, 21 perpustakaan kelurahan di Kota Blitar menunjukkan perkembangan yang signifikan. Program-program literasi yang diinisiasi dinilai mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat, termasuk anak-anak dan remaja. Meski begitu, Njunariadi mengakui perlunya peningkatan sumber pustaka agar koleksi bahan bacaan lebih variatif dan relevan.
Dalam seminar ini, para peserta mendapat pembekalan dari dua narasumber yang didatangkan langsung dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur. Narasumber berbagi pengalaman dan strategi dalam mengelola perpustakaan yang efektif serta memotivasi pengelola untuk menjadikan perpustakaan kelurahan sebagai pusat literasi dan inovasi.
Seminar ini juga menjadi ruang diskusi bagi pengelola perpustakaan untuk berbagi pengalaman dan tantangan dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Salah satu isu yang mencuat adalah rendahnya partisipasi generasi muda dalam kegiatan literasi. Namun, melalui kegiatan ini, para pengelola mendapatkan inspirasi untuk menciptakan program-program yang lebih menarik dan relevan.
Sebagai contoh, beberapa perpustakaan kelurahan di Kota Blitar telah berhasil meluncurkan kegiatan seperti "Pojok Cerita Anak" dan "Komunitas Baca Warga". Inisiatif-inisiatif ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat, tetapi juga memperkuat rasa memiliki terhadap perpustakaan sebagai bagian dari komunitas.
Baca Juga : Memasuki Masa Reses, Ahmad Irawan Jadwalkan Tinjau Daerah Bencana di Malang Selatan
“Kami ingin perpustakaan kelurahan tidak hanya menjadi tempat penyimpanan buku, tetapi juga pusat kegiatan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat,” tambah Njunariadi.
Melalui seminar ini, Dinperpusip Kota Blitar berkomitmen untuk terus mendukung perpustakaan kelurahan agar berkembang menjadi pusat literasi yang inklusif. Dengan dukungan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan Kota Blitar dapat menjadi kota literasi yang mampu menghadapi tantangan era digital tanpa meninggalkan budaya membaca.
"Literasi adalah kunci kemajuan. Lewat perpustakaan, kita tidak hanya menyediakan pengetahuan, tetapi juga membuka jalan bagi masyarakat untuk berkembang," tutup Njunariadi.
Seminar ini menjadi langkah konkret Pemerintah Kota Blitar dalam memperkuat ekosistem literasi lokal, menjadikan perpustakaan kelurahan sebagai ruang yang hidup dan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat.