JATIMTIMES - 12 santri dilarikan ke Puskesmas Srengat diduga akibat keracunan makanan. Insiden ini terjadi pada Rabu (4/12/2024) pagi setelah para santri menyantap sarapan dengan menu ikan tuna goreng, nasi putih, dan sayur bobor daun singkong.
Menurut Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 07.00 WIB. "Benar,
sekitar jam 7 ada sejumlah santri yang mengeluhkan sakit. Mereka diduga mengalami keracunan makanan dan langsung dilarikan ke Puskesmas Srengat," ungkapnya.
Baca Juga : 6 Cara Ampuh Bersihkan Kerak Hitam di Wajan yang Mudah dan Efektif
Gejala yang dialami para santri meliputi pusing, demam, dan gatal-gatal. Sebanyak 12 santri yang mengalami gejala paling parah mendapatkan perawatan intensif. "Puskesmas Srengat bergerak cepat menangani para santri. Saat ini, sepuluh santri sudah pulang, sementara dua lainnya masih dalam pengawasan," jelas Iptu Samsul.
Untuk diketahui, ikan tuna, meskipun kaya protein dan nutrisi, mengandung kadar merkuri yang cukup tinggi. Merkuri ini berasal dari ikan kecil yang menjadi makanan tuna dan terakumulasi di tubuhnya.
Menurut penelitian, konsumsi ikan tuna dengan konsentrasi merkuri melebihi 0,3 ppm secara rutin dapat meningkatkan kadar merkuri dalam darah, berpotensi memicu masalah kesehatan.
Tips Memilih Tuna Segar:
• Perhatikan Warna: Pilih tuna dengan daging berwarna kemerahan alami dan segar. Hindari ikan yang pucat atau memiliki bau amis yang menyengat.
• Cek Tekstur: Ikan tuna segar memiliki tekstur kulit yang kenyal. Tekan dagingnya; jika kenyal, berarti masih segar.
• Aroma Laut yang Segar: Ikan segar memiliki aroma khas laut, bukan bau amis busuk.
• Hindari Potongan Ikan: Potongan ikan sering kali ditambahkan pewarna atau pengawet agar terlihat segar meski sudah lama.
Cara Mengolah Tuna agar Aman Dikonsumsi
Baca Juga : Mengenal Apa itu Tradisi Makan 12 Anggur di Bawah Meja? Ini Ternyata Maknanya
Untuk mengurangi kadar merkuri yang dikonsumsi dari ikan tuna, berikut adalah beberapa tips memasak tuna:
1. Pilih Jenis Tuna yang Rendah Merkuri
Tidak semua jenis tuna memiliki kadar merkuri yang sama. Pilih tuna kalengan ringan (light canned tuna), yang umumnya memiliki kadar merkuri lebih rendah dibandingkan dengan tuna Albacore atau tuna mata besar. Hindari mengonsumsi tuna mata besar sama sekali jika memungkinkan.
2. Perhatikan Porsi dan Frekuensi Konsumsi
• Batasi konsumsi tuna maksimal dua kali seminggu untuk orang dewasa.
• Untuk anak-anak dan ibu hamil, kurangi porsi dan frekuensi konsumsi lebih jauh, sesuai anjuran dokter atau ahli gizi.
3. Hilangkan Bagian yang Mengandung Lemak Tinggi
Merkuri sering terakumulasi dalam lemak ikan. Buang bagian ikan yang memiliki kandungan lemak lebih tinggi, seperti lapisan gelap dekat kulit, sebelum memasaknya.
4. Marinasi dengan Jeruk Nipis atau Lemon
Melumuri ikan tuna dengan air perasan jeruk nipis atau lemon sebelum dimasak tidak hanya membantu menghilangkan bau amis tetapi juga dapat menurunkan risiko kontaminasi bakteri atau zat kimia lain.
5. Masak Tuna dengan Suhu yang Tepat
• Masak tuna hingga matang sepenuhnya, karena memasak dapat membantu mengurangi beberapa kontaminan berbahaya, meskipun tidak secara signifikan mengurangi merkuri.
• Hindari konsumsi tuna mentah atau setengah matang, terutama untuk anak-anak, ibu hamil, dan orang dengan sistem imun lemah.
6. Gunakan Metode Memasak yang Sehat
• Rebus, panggang, atau tumis tuna dengan sedikit minyak untuk menjaga kandungan gizinya tanpa menambahkan lemak berlebih.
• Hindari penggorengan berulang karena minyak yang digunakan secara berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan.
7. Variasikan Sumber Protein Ikan
Untuk meminimalkan paparan merkuri, ganti konsumsi tuna dengan ikan lain yang lebih rendah merkuri, seperti salmon, tilapia, ikan sarden, atau ikan teri.
Demikian tips dan cara mengolah ikan tuna yang tepat. Semoga informasi ini bermanfaat!