JATIMTIMES - Berbicara tentang kesehatan, salah satu jenis penyakit yang sering dialami oleh masyarakat Indonesia adalah alergi. Alergi banyak jenisnya, seperti alergi terhadap telur, susu dan makanan lainnya. Alergi makanan adalah reaksi abnormal sistem kekebalan tubuh terhadap protein dalam makanan tertentu. Alergi paling sering terjadi pada orang dewasa serta anak-anak maupun lansia.
IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. IDI Lombok Barat dengan alamat website idilombokbarat.org adalah organisasi sebagai wadah profesi bagi para dokter di Indonesia. IDI Lombok Barat berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, mendukung pengembangan profesionalisme dokter, serta memperjuangkan kepentingan anggotanya.
Baca Juga : IDI Dompu Berikan Informasi Pengobatan Bagi Penderita Susah Buang Air Kecil
Saat ini IDI Lombok Barat sedang meneliti lebih lanjut terkait alergi makanan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya. Faktor utama penyebab alergi makanan serta pengobatan yang tepat bagi penderitanya.
Apa saja penyebab terjadinya alergi terhadap makanan?
(Foto oleh AndreyPopov dari iStockphoto)
IDI Lombok Barat dengan alamat website idilombokbarat.org menjelaskan alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru mengidentifikasi protein dalam makanan sebagai ancaman, yang memicu reaksi alergi. Berikut adalah penyebab utama seseorang menderita alergi terhadap makanan meliputi:
1. Reaksi imun terhadap paparan lingkungan
Alergi makanan disebabkan oleh respons sistem imun yang berlebihan terhadap protein tertentu dalam makanan. Selain itu juga terjadi akibat lingkungan tempat tinggal. Paparan lingkungan yang kurang baik, seperti kebersihan yang buruk atau pola makan yang tidak seimbang (kurang antioksidan), dapat mempengaruhi perkembangan alergi makanan. Waktu paparan terhadap makanan tertentu juga berpengaruh pada risiko sensitisasi
2. Faktor keturunan atau genetik
Riwayat keluarga dengan alergi makanan atau penyakit atopik (seperti asma atau dermatitis atopik) dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami alergi makanan. Genetik berperan dalam predisposisi terhadap reaksi alergi.
3. Faktor usia
Pada bayi dan anak-anak, alergi makanan lebih umum terjadi pada bayi dan anak-anak. Beberapa alergi dapat hilang seiring bertambahnya usia, tetapi alergi terhadap kacang tanah dan beberapa jenis makanan laut cenderung bertahan hingga dewasa.
4. Faktor obesitas
Faktor terakhir jadinya alergi pada makanan adalah karena berat badan atau obesitas. Obesitas dapat menyebabkan kondisi inflamasi dalam tubuh yang meningkatkan risiko terjadinya alergi makanan.
Baca Juga : Sadis, Leher Mahasiswi Asal Tulungagung Disabet Calok Pacarnya Lalu Dibakar
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengobati alergi terhadap makanan?
IDI Lombok Barat telah meneliti lebih lanjut terkait alergi makanan, Untuk mengobati alergi terhadap makanan, ada beberapa jenis obat yang direkomendasikan, tergantung pada tingkat keparahan reaksi alergi yang dialami. Berikut adalah obat-obatan yang umum digunakan meliputi:
1. Obat Antihistamin
Salah obat yang bisa mengurangi alergi adalah Loratadine. Loratadine adalah obat untuk untuk meredakan berbagai gejala alergi. Misalnya hidung meler, bersin-bersin, mata berair, ruam kulit yang terasa gatal, dan biduran.
2. Obat Kortikosteroid
Betamethasone adalah obat untuk meredakan gejala peradangan pada sejumlah kondisi, seperti alergi, radang sendi, lupus, sarkoidosis, kolitis ulseratif, atau asma.
3. Obat Epinefrin
Epinefrin adalah obat darurat yang digunakan untuk mengobati reaksi alergi berat atau anafilaksis. Obat ini biasanya diberikan melalui suntikan dan bekerja cepat untuk meredakan gejala serius seperti pembengkakan tenggorokan dan kesulitan bernapas.
Sebelum menggunakan obat-obatan ini, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan menentukan pengobatan yang sesuai berdasarkan kondisi individu.