JATIMTIMES - Salah satu gangguan kesehatan yang mungkin dialami oleh wanita adalah nyeri saat mengalami menstruasi. Nyeri haid atau dikenal dalam dunia medis sebagai dismenore merupakan kondisi yang wajar terjadi pada wanita saat menstruasi. Di Indonesia, prevalensi nyeri menstruasi sebesar 64,25%, terdapat 60% hingga 75% remaja putri mengalami nyeri menstruasi primer, di mana tiga perempat mengalami nyeri ringan hingga berat dan sisanya mengalami nyeri menstruasi tingkat berat.
Ikatan Dokter Indonesia Cabang Deiyai dengan alamat website idideiyai.org menjelaskan bahwa selama mengalami menstruasi, rahim berkontraksi untuk membantu mengeluarkan lapisan endometrium. Kontraksi ini dapat dipicu oleh hormon prostaglandin, yang juga dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.
Baca Juga : 21 Penyakit ini Tidak Bisa Gratis Meski Punya BPJS, Ini Daftarnya Per 1 Desember 2024
IDI Deiyai juga menjelaskan selanjutnya saat mengalami menstruasi, kadar prostaglandin yang lebih tinggi berkaitan dengan nyeri haid yang lebih parah, karena meningkatkan kontraksi otot rahim dan menyebabkan rasa sakit.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Deiyai adalah dr. Yohanis Titaley. Dalam perannya, dr. Yohanis berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Deiyai, Papua. Visi IDI Deiyai adalah untuk menjadi penggerak kesehatan yang berkualitas dan memastikan akses pelayanan kesehatan yang merata, terutama di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh fasilitas kesehatan.
IDI selanjutnya melakukan penelitian terkait gejala nyeri haid, apa saja faktor penyebab terjadinya nyeri haid serta pengobatan yang tepat untuk meringankan rasa sakit saat mengalami menstruasi.
Apa saja penyebab terjadinya nyeri haid?
(Foto oleh Shidlovski dari iStockphoto)
IDI Deiyai dengan alamat website idideiyai.org menjelaskan bahwa nyeri haid yang normal biasanya tidak begitu menyiksa dan dapat menghilang secara bertahap seiring bertambahnya usia. Namun, Anda perlu waspada jika nyeri haid yang muncul tidak tertahankan dan tidak kunjung hilang. Berikut adalah penyebab nyeri haid atau saat menstruasi meliputi:
1. Faktor genetik atau riwayat keluarga
Faktor utama terjadinya nyeri pada saat menstruasi adalah karena adanya faktor keturunan. Ini adalah hal yang umum, saat mengalami menstruasi, terjadi kontraksi rahim menekan pembuluh darah yang mengelilingi rahim, sehingga memutuskan suplai darah dan oksigen ke rahim. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dan rasa sakit di area sekitar perut.
2. Faktor umur
Pada umumnya, nyeri haid atau saat menstruasi sering dialami oleh wanita dibawah umur 30 tahun.
Baca Juga : Stop Bungkus Bakso Pakai Plastik, dr. Zaidul Akbar Ungkap Bahayanya
3. Adanya gangguan hormon
Adanya ketidakstabilan hormon juga dapat menyebabkan nyeri saat menstruasi. Menstruasi yang terjadi akibat sel telur yang tidak dibuahi dengan massa haid normal sepanjang 23 sampai 35 hari. Umumnya, pada awal siklus menstruasi terjadi rasa nyeri tiba-tiba seperti kontraksi pada punggung dan perut di bagian bawah.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengatasi nyeri haid?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah merangkum beberapa obat untuk mengatasi nyeri haid, atau dismenore, terdapat berbagai obat yang dapat digunakan untuk meredakan gejala. Berikut adalah beberapa obat yang direkomendasikan meliputi:
1. Mefinal
Mefinal adalah obat yang bermanfaat untuk meredakan peradangan dan nyeri, seperti nyeri haid, sakit gigi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta nyeri pasca operasi. Mefinal memiliki dua sediaan, yaitu 250 mg dan 500 mg. Obat ini hanya bisa digunakan sesuai resep dan anjuran dokter. Mefinal mengandung asam mefenamat..
2. Ibuprofen
Cataflam adalah obat yang bermanfaat untuk meredakan gejala nyeri dan radang sendi akibat rheumatoid arthritis, osteoarthritis, atau spondilitis ankilosa. Obat ini juga bisa digunakan untuk nyeri haid, migrain, atau nyeri setelah operasi.
Sebelum menggunakan obat-obatan ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter, terutama jika Anda memiliki riwayat penyakit tertentu atau sedang mengonsumsi obat lain. Perhatikan dosis yang dianjurkan dan efek samping yang mungkin terjadi.