JATIMTIMES – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Kediri, melalui Bidang Sosial, Politik, dan Kebijakan Publik, telah menyelesaikan penelitian mendalam berbasis Research and Development (R&D). Penelitian ini berfokus pada perilaku pemilih di Kota Kediri dalam rangka Pemilihan Wali Kota (Pilwali) 2024.
Ketua Tim Penelitian, Septian Hadi Nurwanto, menjelaskan bahwa penelitian ini dirancang untuk memahami berbagai aspek perilaku pemilih. Termasuk karakteristik demografi, alasan utama dalam menentukan pilihan, serta tingkat dukungan terhadap pasangan calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri. Penelitian melibatkan 2.000 responden yang tersebar di 41 dari 46 kelurahan yang ada di tiga kecamatan utama, yaitu Mojoroto, Kota, dan Pesantren.
Baca Juga : Sebelum Mencoblos, Ritual Ini yang Dijalani Paslon Abadi
Dilaksanakan pada 6 hingga 23 November 2024, penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan strategis tentang demografi, motivasi, dan preferensi pemilih. Temuan ini diharapkan dapat membantu menciptakan Pilkada yang lebih efektif, aspiratif, dan demokratis.
Lebih jauh, penelitian ini diharapkan menjadi dasar strategis yang dapat mendukung kelancaran dan kesuksesan Pilkada Serentak 2024.
“Langkah ini sangat penting agar kita memahami apa yang diinginkan oleh pemilih serta bagaimana mereka membuat keputusan. Dengan demikian, para kandidat dapat menyusun strategi yang lebih efektif dan sesuai kebutuhan masyarakat,” kata aktivis yang akrab disapa Septian, Rabu 27 November 2024.
Menurutnya, penelitian ini dilakukan selama 18 hari menggunakan wawancara langsung dengan kuesioner terstruktur. Responden dipilih secara proporsional berdasarkan demografi, jenis kelamin, dan distribusi wilayah.
Hasil penelitian dianalisis dengan pendekatan metode campuran (mixed methods), yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan ini sering digunakan untuk memperoleh pemahaman yang lebih menyeluruh mengenai suatu permasalahan.
Secara kuantitatif, data digunakan untuk mengidentifikasi tren dan pola yang berlaku di kalangan pemilih. Sementara itu, analisis kualitatif dilakukan untuk mengeksplorasi lebih dalam faktor-faktor yang memengaruhi pilihan mereka, sehingga memberikan gambaran yang lebih kaya dan mendalam.
Terakhir, Septian menegaskan bahwa berdasarkan hasil penelitian, Paslon Nomor Urut 1 berada di posisi unggul dengan peluang besar untuk memenangkan Pilkada Kota Kediri 2024.
Namun, ia mengingatkan bahwa keberhasilan tersebut masih bergantung pada kemampuan tim kampanye untuk menjaga momentum dan memperkuat strategi berbasis data guna merangkul kelompok pemilih yang belum menentukan pilihan.
“Laporan ini kami susun sebagai panduan strategis agar Pilkada Kota Kediri 2024 dapat berlangsung dengan demokratis, aspiratif, dan sukses,” pungkas Septian.
Untuk diketahui, berikut ini hasil penelitian DPD KNPI bidang sosial, politik, dan kebijakan publik dalam mensukseskan Pilwali Kota Kediri 2024.
Hasil Penelitian
Karakteristik Pemilih Berdasarkan Usia: Mayoritas pemilih berada dalam kelompok usia tua:
o Kurang dari 20 tahun: 2,9%
o 20 - 30 tahun: 12,1%
o 31 - 40 tahun: 16,5%
o 41 - 50 tahun: 24,3%
o 50 tahun ke atas: 44,2%
Kelompok usia 50 tahun ke atas mendominasi populasi pemilih, yang menunjukkan bahwa isu-isu seperti kesehatan dan stabilitas ekonomi menjadi prioritas utama bagi pemilih di kelompok usia ini,
2. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin:
o Laki-laki: 47,1%
o Perempuan: 52,9%
Kelompok perempuan menjadi mayoritas pemilih, yang mengindikasikan pentingnya program-program yang mengedepankan kesejahteraan keluarga, pendidikan, dan pemberdayaan perempuan,
3. Distribusi Wilayah Pemilih :
o Kecamatan Mojoroto: 33,5%
o Kecamatan Kota: 35,5%
o Kecamatan Pesantren: 30,9%
Kecamatan Kota memiliki jumlah pemilih terbesar, yang membuatnya menjadi wilayah strategis untuk kampanye lebih intensif.
4. Alasan Utama dalam Memilih Paslon: Sebanyak 66,6% pemilih memilih berdasarkan program kerja dan visi misi kandidat. Hal ini menunjukkan bahwa pemilih di Kota Kediri lebih fokus pada substansi, bukan hanya popularitas atau pencitraan.
Baca Juga : Kebakaran Hanguskan Tiga Rumah Warga Banyuputih Situbondo, Kerugian Capai Puluhan Juta Rupiah
5. Preferensi terhadap Pasangan Calon (Paslon): Hasil survei menunjukkan distribusi dukungan terhadap Paslon sebagai berikut:
o Paslon Nomor Urut 1: 54,92%
o Paslon Nomor Urut 2: 36,89%
o Rahasia: 8,20%
Paslon Nomor Urut 1 memiliki keunggulan signifikan, meskipun ada sebagian pemilih yang merahasiakan pilihannya, yang menunjukkan potensi dinamika di lapangan.
Analisis dan Kesimpulan
1. Dominasi Pemilih Usia Tua: Kelompok usia 50 tahun ke atas mendominasi populasi pemilih, sehingga strategi kampanye harus fokus pada isu-isu seperti layanan kesehatan, stabilitas ekonomi, dan kesejahteraan sosial.
2. Peluang pada Pemilih Perempuan: Pemilih perempuan (52,9%) menjadi mayoritas, sehingga program kampanye yang relevan dengan kebutuhan perempuan, seperti pemberdayaan ekonomi keluarga dan akses pendidikan, sangat penting.
3. Distribusi Wilayah: Kecamatan Kota memiliki jumlah pemilih terbesar, namun Kecamatan Mojoroto dan Pesantren juga memerlukan pendekatan strategis untuk menjaga partisipasi pemilih.
4. Pentingnya Program Kerja: Dukungan besar pada program kerja sebagai alasan utama memilih menunjukkan pentingnya sosialisasi visi dan misi kandidat melalui berbagai saluran komunikasi yang efektif.
5. Keunggulan Paslon Nomor Urut 1: Dengan dukungan 54,92%, Paslon Nomor Urut 1 berada di posisi yang cukup kuat untuk memenangkan Pilkada, namun mereka perlu mempertahankan momentum melalui komunikasi yang baik mengenai program kerja mereka.
Rekomendasi Strategis
1. Fokus pada Kelompok Usia Dominan: Menyusun program kampanye yang relevan untuk kelompok usia 50 tahun ke atas, yang mendominasi pemilih.
2. Pendekatan terhadap Perempuan: Menyasar isu-isu yang dekat dengan pemilih perempuan, seperti kesejahteraan keluarga, pendidikan, dan pemberdayaan perempuan.
3. Optimalisasi di Wilayah Strategis: Memaksimalkan suara di Kecamatan Kota, Mojoroto, dan Pesantren dengan strategi berbasis data.
4. Sosialisasi Program Kerja: Memperluas jangkauan sosialisasi program kerja melalui media digital dan pertemuan langsung dengan masyarakat.