JATIMTIMES - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur (ESDM Jatim) terus memperkuat sinergitas dengan sejumlah instansi terkait untuk menjaga pasokan BBM dan LPG di Jatim. Selain itu, sinegitas ini juga dibutuhkan untuk memastikan penyaluran BBM dan LPG bersubsidi bisa tepat sasaran.
Dalam upaya memperkuat sinergitas itu, Dinas ESDM Jatim menggelar Focus Discussion Grup (FGD) bertema "Sinergitas Ketahanan Energi", Kamis (21/11/2024) di Harris Hotel Malang. FGD ini mengundang organisasi perangkat daerah (OPD) provinsi dan kabupaten/kota di Jatim, serta menghadirkan pembicara yakni BPH Migas dan Executive General Manager Region Jatimbalinus PT Pertamina (Persero).
Baca Juga : 83 Koordinator Pendamping PKH Dapat Motor Operasional dari Dinsos Jatim
Kepala Dinas ESDM Jatim Aris Mukiyo, mengatakan FGD koordinasi ini untuk mewujudkan sinergitas antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, serta sejumlah stakeholder terkait dalam rangka mengoptimalkan peningkatan ketersediaan atau pasokan BBM dan LPG di Jatim.
Dia juga menekankan, distribusi BBM dan LPG bersubsidi yang tepat sasaran memiliki peran penting dalam memperkuat ketahanan energi, terutama dalam jangka pendek hingga menengah.
“Dengan memastikan bahwa subsidi BBM dan LPG hanya dinikmati oleh kelompok yang benar-benar membutuhkan, seperti masyarakat berpenghasilan rendah dan sektor-sektor produktif tertentu, negara dapat mengurangi pemborosan energi, mengoptimalkan anggaran energi, serta mendorong pola konsumsi energi yang lebih bijak dan berkelanjutan,” katanya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa saat ini di wilayah Jatim untuk kuota Jenis Bahan Bakar Tertentu (JBT) berupa Solar Subsidi sebesar 2,5 juta Kiloliter. Sedangkan untuk kuota Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) dalam hal ini Pertalite sebesar 4,3 juta Kiloliter. Lalu dari sektor LPG 3 Kg, kuota untuk Jatim sebesar 1,4 juta Metrik Ton.
Dikatakannya, Pertamina merupakan salah satu operator penyalur BBM dan LPG bersubsidi. Realisasinya saat ini di wilayah Jatim untuk Solar Subsidi tiap tahunnya mengalami peningkatan. Hingga Oktober 2024, realisasi penyaluran Solar Subsidi di Jatim sebesar 2,2 juta Kiloliter.
Baca Juga : Kementerian ART/BPN MoU dengan PWNU Jatim Soal Sertifikasi Aset
Sedangkan untuk Pertalite, hingga Oktober 2024 realisasi di Jatim sebesar 3,5 juta Kiloliter. Lalu realisasi penyaluran LPG 3 Kg, hingga Juni 2024 sebesar 685 ribu Metrik Ton.
Dengan kondisi tersebut, diharapkan adanya peran serta dan dukungan pemerintah daerah dalam pengawasan pendistribusian agar tepat sasaran dan tepat volume, sehingga tidak melebihi kuota yang ditetapkan.
“Sinergitas FGD ini dapat memberikan kontribusi untuk mendukung ketahanan penyediaan energi di Jatim, sehingga mendorong percepatan pembangunan di sektor industri, pembangkitan, dan rumah tangga,” papar Aris Mukiyo.
