JATIMTIMES - Baru-baru ini, janji kampanye pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tulungagung nomor urut 2, Santoso-KH Samsul Umam, menjadi perbincangan hangat di media sosial. Mereka berjanji akan mengadakan acara "sound horeg" satu kali dalam sebulan.
Namun, janji tersebut justru menuai beragam kritik dari warganet setelah diunggah oleh akun Instagram @medsos_rame.
Baca Juga : Abah Anton: The Power Emak-Emak Berperan Vital untuk Kemajuan Daerah
Dalam unggahan video tersebut, terlihat Santoso-KH Samsul Umam menghadiri kampanye di GOR Lembupeteng Tulungagung pada Sabtu (9/11/2024). Acara tersebut dihadiri komunitas motor dan belasan sound horeg yang memberikan dukungan mereka untuk pasangan ini. Ribuan pendukung juga terlihat memadati lokasi kampanye.
“Sound horeg adalah bagian dari kita semua. Jadi tidak perlu khawatir, kami akan mempermudah perizinannya,” kata Santoso di hadapan komunitas yang hadir.
Santoso, yang merupakan mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tulungagung, mengakui bahwa perizinan sering kali menjadi kendala bagi komunitas sound horeg dalam menyelenggarakan acara. Ia berjanji bahwa jika terpilih, mereka akan mengadakan acara sound horeg sebulan sekali dan memfasilitasinya di lokasi-lokasi wisata untuk turut mempromosikan potensi pariwisata Tulungagung.
"Saya sudah katakan, kalau kalian memilih saya sebagai bupati, setiap bulan sound horeg akan diberi kesempatan memamerkan potensi wisata di Kabupaten Tulungagung,” tegas Santoso.
Ia berharap kehadiran komunitas sound horeg bisa semakin diterima oleh masyarakat Tulungagung dan berkembang, berkontribusi dalam memajukan daerah. “Kita bisa bekerja sama untuk memberikan ruang kepada komunitas ini agar mengembangkan kreativitas mereka. Pasangan Sasa adalah pilihan tepat untuk lima tahun ke depan,” tambahnya.
Namun, janji kampanye tersebut menuai reaksi negatif dari warganet. Banyak yang menganggap program tersebut kurang produktif dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“SEMAKIN MERENDAH...... SDM NYA,” tulis akun @juliansyah.mokod*****.
“Program kok nggak produktif to pakde,” komentar @tommyprih****.
“Harap dimaklumin aja, desa, kabupaten, jauuuuhhh dr keramaian dan kemewahan...apalagi pendidikan...harap dimaklumi,” tambah @geyghas****.
“Sound horeg sebulan sekali, tawuran pesilat sebulan tiga kali, pawai mber seminggu sekali. Menyala sekali,” sindir @avicenajo****.
