JATIMTIMES - Ketersediaan susu harian dari Kota Batu tak mencukupi untuk kebutuhan program makan bergizi gratis. Menyusul uji coba dan evaluasi yang dilakukan Pemkot Batu, susu tidak akan dipaksakan untuk dimasukkan menu harian program yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto itu.
Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai menyampaikan, selain untuk program makan bergizi, masih ada kebutuhan untuk dipasarkan ke luar daerah. Sedangkan jika untuk keperluan makan bergizi saja, jumlah total pelajar SD dan SMP dirasa cukup banyak.
Baca Juga : Kontribusi Nyata, Paguyuban Jual Beli Otomotif Kota Batu Nyatakan Dukung Paslon Nurochman-Heli
"Kemungkinan besar di Kota Batu tidak mencukupi untuk di sekolah-sekolah. Kalau tetap ada susu, berarti harus dari luar padahal kita alokasikan yang diserap utama dari UMKM. Artinya kalau setiap hari subsidi susu, gak mungkin," ujar Aries saat dikonfirmasi, belum lama ini.
Ia menyebut, opsi paling memungkinkan pemberian menu susu tidak dilakukan setiap hari. Melainkan diberikan dalam jangka waktu satu hingga dua kali dalam sepekan.
"Jadi ada pengaturan minggu ini sekali di awal minggu, minggu depan di pertengahan minggu. Tidak semestinya harus susu terus setiap hari. Karena kebutuhan pangsa pasar di luar juga masih sangat dibutuhkan," jelasnya.
Menurut dia, opsi tersebut tak mengurangi esensi dari pemberian gizi. Ia menyebut, jumlah pelajar di Kota Batu untuk SD dan SMP sekitar 31 ribu siswa. Kemampuan produksi susu jika untuk konsumsi makan gratis saja ternyata tidak mencukupi.
"Pelajar saja kekurangan, kalau tidak salah setengahnya dari jumlah siswa kita. Karena memang cukup banyak. Dan kita tidak memaksakan harus menggunakan (susu) dari luar Kota Batu," kata pria yang menjabat definitif Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim itu.
Dengan jumlah pelajar SD dan SMP di Kota Batu 31 ribu, jika dihitung setiap siswa dalam sehari membutuhkan anggaran minimal Rp 7.500 maka dalam sebulan dibutuhkan anggaran untuk seluruh siswa yakni Rp 5,1 miliar atau dalam setahun sekitar Rp 61 miliar.
Aries berharap, apabila program ini nantinya terealisasi maka ia mendorong produk-produk yang digunakan berasal dari Kota Batu.
"Sebab semua kebutuhan lain seperti sayur, daging, telur diambil dari Kota Batu. Sehingga sangat mengangkat ekonomi," tambahnya.