JATIMTIMES - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) buka suara mengenai data terbaru terkait tingkat pengangguran terbuka (TPT). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat TPT di Jatim pada Agustus 2024 tercatat sebesar 4,19 persen.
TPT merupakan indikator ketenagakerjaan yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak/belum terserap oleh pasar kerja. Dari persentase tersebut, berarti dari tiap 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar 4 atau 5 orang penganggur.
Baca Juga : Mitigasi 14 Risiko Bencana, Puguh Wiji Pamungkas FPKS DPRD Jatim Dorong BPBD Perbanyak Desa Tangguh
Lebih lanjut, data BPS juga mengungkap bahwa jumlah orang menganggur dan setengah pengangguran di Jatim mencapai 2,67 juta orang pada Agustus 2024. Angka tersebut terdiri dari 1,02 juta orang menganggur dan 1,65 juta orang berstatus setengah pengangguran.
Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhy Karyono menegaskan, TPT di Jatim secara konsisten terus mengalami penurunan selama 4 tahun terakhir. Bahkan, angka TPT Jatim saat ini lebih rendah dari pada TPT nasional.
TPT Jatim pada Agustus 2024 berada di angka 4,19 persen atau setara dengan 1,02 juta jiwa, turun 0,69 persen poin dibandingkan TPT Agustus 2023 yaitu 4,88 persen atau 1,17 juta orang. Secara year on year, TPT Jatim juga mengalami penurunan yang signifikan yakni mencapai 1,55 persen poin. Agustus 2021 misalnya, TPT Jatim sebesar 5,74 persen, Agustus 2022 sebesar 5,49 persen dan Agustus 2023 turun menjadi 4,88 persen
Adhy Karyono pun menyampaikan rasa syukurnya terkait penurunan tersebut. Menurut dia, penurunan angka TPT ini menjadi salah satu pertanda perekonomian Jatim terus membaik. "Alhamdulillah, penurunan TPT tahun ini cukup signifikan. Tentunya ini semua berkat upaya kita bersama salah satunya dalam meningkatkan kualitas angkatan kerja sehingga angka TPT di Jatim terus menurun," kata Adhy Karyono.
Adhy menjelaskan secara year-on-year, Jatim berhasil menurunkan TPT lebih banyak dibandingkan dari pada rata-rata nasional. Tercatat, TPT nasional pada Agustus 2024 sebesar 4,91 persen atau hanya turun 0,41 persen poin dibanding Agustus 2023.
“Alhamdulillah penurunan TPT Jatim terbesar kedua di Pulau Jawa, turun sebesar 0,69 persen dari Agustus 2023. Dan TPT Jatim Agustus 2024 lebih kecil dari nasional,” ujarnya.
Penurunan TPT di Jatim, kata Adhy, telah melalui sejumlah upaya. Salah satunya adalah dengan menggelar job fair yang dilaksanakan di Surabaya dan beberapa UPT BLK di Jatim, oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim.
Baca Juga : Kadiskominfo Jatim: Setiap Level Pemerintahan Perlu Kesadaran Keamanan Informasi
Selain membuka job fair, Pemprov Jatim juga melakukan program pelatihan bagi tenaga kerja usia muda khususnya bagi generasi milineal dan gen z. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi dan skill mereka. "Karena pengembangan kompetensi SDM tenaga kerja usia muda akan berdampak pada nilai tawar mereka," katanya.
Pemprov Jatim juga terus mendorong fungsi penempatan tenaga kerja melalui fasilitas pembinaan dan penempatan tenaga kerja baik di dalam maupun di luar negeri. Tak hanya itu saja, penyampaian informasi pasar kerja, bursa kerja, penyuluhan, bimbingan dan pengembangan tenaga kerja mandiri juga terus dilakukan oleh pemprov Jatim kepada para pencari kerja.
"Kabar baiknya, dengan apa yang sudah kita lakukan ini berdampak pada tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) yang naik 0,89 persen atau 73,43 persen dibanding Agustus 2023" katanya.
"Kompisisi penduduk yang bekerja pada sektar formal juga naik menjadi 38,51 persen atau naik 1,62 persen poin dibandingkan tahun lalu," sambungnya.