JATIMTIMES - Rembuk Ekonomi Kreatif ke-4 dihelat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang di Ijen Suites Resort & Convention Malang, Kamis (7/11/2024). Pada pertemuan ini menjadi momen penting pemerintah bersama pegiat di bidang ekonomi kreatif (ekraf) untuk mempersiapkan Kota Malang menuju Kota Kreatif Dunia 2025.
Kota Malang sperti diketahui sudah menjadi salah satu dari dua kota yang terpilih menjadi anggota Jaringan Kota Kreatif UNESCO atau UNESCO Creative Cities Network (UCCN) di bidang seni media tingkat nasional. Sedangkan Kota Ponorogo pada bidang seni Reog-nya.
Baca Juga : Dinkop Usaha Mikro Ajak Koperasi dan Pelaku UMKM Pinjam Dana: Bunga Hanya 0,5 Persen
Untuk mempersiakan Kota Malang menuju Kota Kreatif Dunia 2025, pada momen Rembuk Kreatif ke-4 Bappeda Kota Malang menghadirkan 150 peserta dari berbagai sektor. Ada dari perangkat daerah, akademisi, pelaku 17 sub sektor ekonomi kreatif, dan sebagainya.
Dalam kegiatan ini mereka diajak berdiskusi bersama yang menghadirkan beberapa narasumber yang ahli di bidangnya. Yakni tim panitia seleksi nasional (panselnas) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; Hari Waluyo, Wakil Ketua Komite Ekraf; Vicky Arief dan Brand Developer Founder Utero Indonesia; Dadik Wahyu Chang.
Kepala Bappeda Kota Malang Dwi Rahayu mengatakan pada Rembuk Ekonomi Kreatif tepat di tahun yang keempat, bertepatan mempersiapkan Kota Malang Menuju Kota Kreatif Dunia 2025. Sehingga pentingnya mengajak akademisi, 17 sub sektor Ekraf untuk berkalaborasi.
Pentingnya sinergitas kalaborasi ini menjadi pembahas serius agar Kota Malang bisa lolos pada Kota Kreatif UNESCO tingkat dunia. Mengingat kesulitan tingkat dunia bukan hal mudah, tapi lebih ringan jika adanya sinergitas.
“Pada Rembuk Ekonomi Kreatif pembahasannya mengarah bagaimana Kota Malang bisa lolos Kota kreatif dunia, karena namanya dunia persyaratan lumayan berat, bahkan masuk dua nominasi tingkatan nasional saja lumayan berat,” ujar Dwi di sela-sela Rembuk Ekonomi Kreatif ke-4.
Karena itu, pada momen ini Bappeda Kota Malang mengajak pegiat Ekraf saling bersinergi agar Kota Malang bisa menjadi Kota Kreatif UNESCO tingkat dunia. Mereka diajak untuk turut serta membantu memberikan masukkan, jika didapati kekurangan.
Terlebih, Kota Malang sudah cukup modal dalam menjalin sinergitas antara pemerintah dengan komunitas sudah dirasa bagus. “Dan ini menurut Tim Panselnas pak Hari sudah modal luar biasa,” imbuh Dwi.
Sehingga ke depan untuk mempersiapkan hal tersebut, harus berjuang bukan lagi nama Kota Malang tapi Indonesia. Apalagi pada pengisian berkas usulan atau dossier lebih mendetail dibandingkan di tingkatan nasional.
Jadi penting mempersiapkan kelengkapan dan sarana prasarana untuk memenuhi persyaratan pengakuan UNESCO. Serta memperkuat posisi Kota Malang sebagai Kota Kreatif dan mengembangkan 17 subsektor ekonomi kreatif dalam proses menuju Kota Kreatif Dunia yang dicanangkan UNESCO.
Baca Juga : Anggota DPRD Jatim Puguh Wiji Pamungkas Minta Pemprov Jatim Tak Hamburkan Anggaran untuk Seremonial
“Untuk pengisian dossier jadi berusaha menyesuaikan yang ada di lapangan. Dan poin lainnya jangan sampai bahasa kami tidak diketahui, tapi nanti penyusunannya didampingi Kemenparekraf,” terang Dwi.
Sementara itu Tim Panselnas Kemenparekraf Hari Waluyo menegaskan, saat ini Kota Malang sudah mewakili Indonesia, sehingga pentingnya semangat memperjuangkan nama Indonesia ke dunia melalui UNESCO.
“Untuk Kota Malang menjadi kota kreatif dunia, perlu didukung seluruh stakeholder. Pentingnya dalam hal ini terjalin tim solid,” ucap Hari.
Terlebih Kota Malang punya potensi Seni Media yang luar biasa. Diharapkan dengan sinergitas tersebut bisa membawa nama Indonesia ke dunia. “Jadi persiapan apa yang harus dilakukan semua harus terlibat, jadi tahu apa bagian yang belum terisi dalam dossier,” kata Hari.
Nantinya jika Kota Malang bisa masuk dalam UCCN tingkat dunia ini peluang besar. Hal ini tentunya akan berdampak positif terhadap masyarakat Kota Malang. Tentunya untuk kesejahteraan masyarakat.