JATIMTIMES - Terobosan penting dalam dunia teknologi energy storage telah dihasilkan melalui kerja sama penelitian antara Universitas Negeri Malang (UM) dengan Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Tim peneliti berhasil mengembangkan material reduced Graphene Oxide (rGO) yang berasal dari batu bara sebagai elektroda untuk baterai sodium ion.
Penelitian yang dilakukan di kedua institusi ini membuka peluang baru dalam pemanfaatan batu bara sebagai bahan baku alternatif yang lebih ekonomis untuk teknologi penyimpanan energi masa depan. Inovasi ini menunjukkan potensi besar batu bara sebagai sumber pembuatan rGO, yang selama ini umumnya diproduksi dari grafit.
Tim peneliti telah mengembangkan metode sintesis yang efektif untuk mengkonversi batu bara menjadi rGO berkualitas tinggi. Proses ini melibatkan serangkaian tahapan pengolahan yang telah dioptimasi untuk menghasilkan material dengan karakteristik yang ideal untuk aplikasi elektroda baterai.
Keunggulan penggunaan rGO dari batu bara ini terletak pada struktur lapisan nano yang memiliki konduktivitas listrik tinggi dan luas permukaan yang besar. Karakteristik ini sangat menguntungkan ketika diaplikasikan sebagai material elektroda pada baterai sodium ion karena dapat meningkatkan kapasitas penyimpanan energi dan kestabilan siklus pengisian ulang baterai.
Pemilihan batu bara sebagai bahan baku juga memiliki beberapa keuntungan strategis mengingat Indonesia memiliki cadangan batu bara yang melimpah. Pemanfaatan sumber daya alam untuk produksi material maju seperti rGO tidak hanya mengembangkan teknologi baru tetapi juga memberikan nilai tambah pada komoditas yang selama ini hanya diekspor sebagai bahan mentah.
Kolaborasi internasional dengan UTM memberikan dampak signifikan dalam keberhasilan penelitian ini. Pengujian menggunakan spektroskopi Raman yang ada di UTM memungkinkan tim peneliti untuk mengkarakterisasi struktur dan kualitas rGO secara detail. Penelitian kolaboratif ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengembangkan teknologi penyimpanan energi yang lebih terjangkau dan ramah lingkungan.
Dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal dan expertise dari kedua institusi, Indonesia diproyeksikan dapat menjadi pemain kunci dalam pengembangan teknologi baterai masa depan. Keberhasilan penelitian ini juga membuka peluang untuk diversifikasi pemanfaatan batu bara ke arah produk bernilai tambah tinggi.
Penulis : Lisa Arta Mevia, Mahasiswa Universitas Negeri Malang
