JATIMTIMES - Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar di Kabupaten Malang. Sementara di tahun 2024, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Malang mampu merealisasikan pendapatan PBB hingga mendulang surplus.
"Hingga awal bulan ini (November 2024), capaian PBB telah terealisasi sebesar Rp 112,6 miliar," ungkap Kepala Bapenda Kabupaten Malang Made Arya Wedhantara kepada JatimTIMES.
Baca Juga : Cabup Malang Sanusi Jajaki Pemberian Insentif Rp 6 Juta bagi Guru Madrasah
Disampaikan Made, target PBB di tahun 2024 dipatok Rp 105,2 miliar. "Artinya pendapatan PBB telah surplus hingga lebih dari 7 persen," imbuh Made.
Surplusnya PBB tersebut, diakui Made, telah terealisasi sejak beberapa bulan sebelumnya. Di mana, hingga Oktober 2024, capaian PBB telah terealisasi Rp 112,5 miliar.
Sementara jika melihat potensi yang ada saat ini, disampaikan Made, pendapatan PBB diproyeksikan masih bakal mengalami peningkatan. Di mana, pada awal November 2024, pendapatan PBB meningkat Rp 97,1 juta. "Sedangkan kalau untuk realisasi pendapatan PBB di tahun sebelumnya (2023) berada di angka Rp 125,8 miliar," ujar Made.
Sebagaimana diberitakan, sumber pendapatan pajak daerah disokong oleh 10 sektor. Di mana, enam sektor di antaranya hingga awal November 2024 telah mengalami surplus.
Baca Juga : Nina Agustina, Cabup Indramayu sekaligus Anak Mantan Kapolri yang Cekcok dengan Warga
Enam sumber pajak daerah yang telah mengalami surplus tersebut meliputi Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) jasa perhotelan, pajak reklame, PBJT tenaga listrik, PBJT jasa parkir, pajak air tanah, dan PBB.
Sedangkan target empat sumber pajak daerah lainnya rata-rata telah terealisasi lebih dari 90 persen. Empat sektor pajak daerah tersebut meliputi PBJT makanan dan/atau minuman, jasa kesenian dan hiburan, pajak mineral bukan logam dan batuan (MBLB), dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). "Target pajak daerah hingga awal bulan ini (November 2024) telah terealisasi 88,41 persen. Yakni sebesar Rp 428,4 miliar," pungkas Made.