JATIMTIMES - Kendati pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur terus menunjukan trend positif, Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengingatkan untuk tetap waspada mengantisipasi kondisi ekonomi secara keseluruhan yang masih bergejolak.
Menurut Adhy, ada beberapa hal yang dinilai perlu untuk diwaspadai dengan pergerakan kondisi yang terjadi saat ini. Seperti adanya beberapa perusahaan yang melakukan PHK massal dan mengantisipasi agar daya beli masyarakat tetap stabil.
Baca Juga : Sosok Sherly Tjoanda, Istri Mendiang Benny Laos Diusulkan Jadi Pengganti Calon Gubernur
"Walaupun PDRB kita bagus, ekonomi berjalan dengan baik, inflasi terkendali dengan sangat baik, (tetap) harus kita waspada bahwa perkembangan terakhir. Misalnya seperti industri PHK, lalu daya beli apakah melemah atau tidak," ujar Adhy saat ditemui beberapa waktu lalu.
Namun demikian, dirinya mengaku bahwa Jawa Timur bisa mampu bergerak cepat. Menurutnya, sejumlah sektor yang menjadi pergerakan ekonomi di Jawa Timur saat ini sedang berjalanan dengan cukup baik.
"Tapi kami yakin Jatim (mampu) bergerak cepat, dan sektor rill cukup jalan. Ini dipengahruhi poltik dan sektor yang mungkin belum bergerak," tutur Adhy.
Dirinya menjelaskan bahwa saat ini, Pemprov Jawa Timur tengah berkonsentrasi untuk mengoptimalkan seluruh potensi yang ada. Tujuannya, agar hal itu dapat berimbas pada bertumbuhnya perekonomian ke arah yang lebih baik di setiap waktunya.
"Serta kita bahas fluktuasi di lapangan tekait inflasi, menghitung kembali dan berupaya mencaei terbosoan langkah-langkah untuk memperkuat sektor itu di Indonesia," jelas Adhy.
Baca Juga : Tinggal 1,5 Bulan Waktu Pilgub Jatim, Khofifah Unggul Telak Versi Dua Lembaga Survei
Terlebih menurutnya, setidaknya ada sebanyak 3 sektor yang berencana untuk dioptimalkan. Yakni dari sektor perdagangan, pertanian dan sektor pariwisata. "Konsentrasi kita adalah mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi di sektor perdagangan, pertanian dan pariwisata," imbuhnya.
Saat ini, dari catatannnya, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mampu mennjadi yang tertinggi se Pulau Jawa. Hal tersebut ternyata juga memberikan sumbangsih hingga sebesar 14,3 persen untuk tingkat nasional dan sebesar 25,4 persen untuk Pulau Jawa.
"Ini kita ditopang oleh industri manufaktur yang sudah 30 persen, tentu sektor lain yang terus berkembang. Saya yakin di triwulan terakhir ekonomi jatim akan semakin baik," pungkasnya.