JATIMTIMES - Rekaman video anak berseragam sekolah dijemput anggota Satlantas Polres Blitar Kota di halaman SMAN 3 Kota Blitar, Jawa Timur (Jatim), viral di media sosial (medsos) beberapa hari terakhir ini.
Dalam rekaman video itu, si anak menangis saat didatangi Polisi. Bocah tersebut minta diantar polisi ke tempat lembaga bimbingan belajar.
Baca Juga : Cuaca Gelap, Pencarian Korban Terseret Ombak Kedungtumpang Ditunda
Belakangan diketahui bocah tersebut adalah Nur Esa Anastsya (16). Viralnya Esa bukan tanpa alasan, hal itu terjadi lantaran ia memiliki cerita yang menyedihkan.
Dia mengaku diusir oleh ibu tirinya hingga ia meminta dijemput oleh polisi.
Melansir akun Instagram @info_seputaran_blitar, terlihat Esa tersebut menangis. Esa mengaku sebenarnya ingin curhat kepada polisi.
"Saat itu saya sedang bingung dengan masa depan saya. Saya akhirnya kirim pesan ke medsos Polres Blitar Kota untuk dijemput. Sebenarnya saya ingin mengadu soal kehidupan saya ke pak polisi,” kata Esa, dikutip Minggu (13/10/2024).
Esa sejak kecil tepatnya saat ia duduk di taman kanak-kanak (TK) sudah ditinggal ibunya. Ia kemudian ikut sang kakek di Kademangan, Blitar.
Lalu saat dirinya kelas 5 sekolah dasar (SD), Esa diajak ayahnya, Suhebi yang menikah lagi ke Kota Serang, Banten.
Di Serang, Esa sempat masuk ke pondok pesantren dan sekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs). Namun, sekolahnya terhenti di kelas 9 MTs. Dia putus sekolah dan pulang ke rumah kakeknya di Blitar.
"Saya pulang ke Blitar pada Agustus 2023. Saya diusir oleh ibu tiri,” kata Esa.
Selama di Blitar, sang ayah tidak pernah menjenguknya. Dia kemudian mendapat kabar jika sang ayah tersebut telah meninggal dunia.
“Makanya saya bingung dengan masa depan saya. Sebenarnya saya punya cita-cita ingin jadi abdi negara, entah jadi TNI, polisi, maupun PNS. Akhirnya saya kirim pesan ke medsos Polres Blitar Kota. Saya menganggap pak polisi bisa membantu saya,” katanya.
Baca Juga : Kronologi Babysitter di Surabaya Cekoki Anak Majikan dengan Obat Keras Hingga Berujung Ditahan
Sementara itu, Kakek Esa, Sanidi mengatakan, ibu Esa tidak lagi memberi kabar sejak berangkat ke luar negeri.
“Ibu Esa ini (Susanti) merupakan anak mbarep (sulung) saya. Sampai sekarang saya tidak tahu posisi Susanti di mana. Ia (Susanti) pamit kerja ke luar negeri sejak Esa masih TK,” kata Sanidi.
Kepulungan Esa ke Blitar penuh drama usai bertengkar dengan ibu tirinya. Sanidi juga sempat membujuknya untuk meneruskan sekolah, tetapi cucunya belum mau.
“Sebelum pulang ke Blitar, cucu saya sempat tiga hari minta-minta uang di lampu merah di Serang untuk biaya ke Blitar. Lalu saya dapat kabar itu, saya menghubungi RT di sini. RT kemudian kirim uang ke cucu saya untuk biaya pulang ke Blitar,” ujarnya.
Kepala Urusan Pembinaan Operasi (KBO) Satlantas Polres Blitar Kota, Ipda Supriyadi mengatakan, Esa sempat mengirim pesan di medsos Polres Blitar Kota. Polisi lalu merespons dengan mendatanginya.
“Setelah bertemu, ternyata anak ini posisinya sudah tidak sekolah. Dia putus sekolah ketika naik kelas 3 MTs. Dia kirim pesan ke Polres minta dijemput mungkin karena sedang kangen ayahnya, ayahnya sudah meninggal,” kata Supriyadi.
Polisi sudah berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar untuk mencarikan sekolah untuk Esa.