JATIMTIMES - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Batu menggelar bedah buku "Antologi Puisi Kota Batu: Cahaya di Ujung Jalan" di Hall Nawangwulan, Hotel Purnama, Kota Batu, Kamis (10/10). Acara ini digelar untuk membahas kumpulan puisi yang dihasilkan dari Lomba Puisi 2023 dengan tema "Batu Dulu, Kini, dan Nanti."
Untuk diketahui, dalam buku "Antologi Puisi Kota Batu: Cahaya di Ujung Jalan" digambarkan perjalanan dan transformasi Kota Batu dari masa lalu hingga masa depan melalui berbagai perspektif penyair. Di mana para penyair menyoroti berbagai aspek Kota Batu, termasuk keindahan alam, budaya lokal, dan perubahan sosial yang terjadi.
Baca Juga : Tonton Piala Dunia, Harga Paket untuk Berlangganan Lengkap dengan Cara Daftarnya
Bedah buku "Antologi Puisi Kota Batu: Cahaya di Ujung Jalan" menghadirkan tiga narasumber. Di antaranya Sastrawan Kota Batu, Syamsu S; akademisi, Peni Puspitasari; dan Penulis yang juga Jurnalis Nurlayla Ratri.
Dalam paparan materinya, Syamsu menekankan pentingnya "kesadaran wilayah" dalam menciptakan puisi. Menurutnya, puisi dalam antologi ini mengajak pembaca untuk memahami Kota Batu sebagai sebuah wilayah yang sarat dengan sejarah dan harapan.
"Cahaya di ujung jalan bisa berbicara tentang harapan positif bagi masyarakat Kota Batu dengan segala aspek sosial dan budaya," ucap Syamsu.
Sementara itu, Peni yang turut menjadi pembicara, menyampaikan kajian struktural dalam antologi ini. Ia menjelaskan bahwa puisi-puisi dalam buku ini menggambarkan rekaman memori tentang Kota Batu di masa lalu, kondisi saat ini, dan harapan masa depan.
"Kumpulan puisi ini menjadi refleksi hubungan manusia dengan alam serta penyeimbangan kepentingan manusia dengan lingkungan di Kota Batu," ungkap Peni.
Penulis yang juga Jurnalis, Nurlayla Ratri saat menyampaikan materi. (Foto: istimewa)
Baca Juga : Pastikan Netralitas ASN, Pj Wali Kota Malang Bakal Pantau Sosial Media
Di sisi lain, Nurlayla menyoroti potensi kedalaman tema yang diangkat dalam antologi ini. Menurutnya, puisi-puisi tersebut menawarkan keindahan yang beragam, mulai dari bahasa arkais hingga kosa kata keseharian.
"Dalam buku ini, saya melihat potensi besar dalam mengolah tema yang lebih mendalam, seperti sampah, pembangunan, dan transformasi sosial di Kota Batu," ujarnya.
Dengan demikian, Antologi Puisi "Kota Batu: Cahaya di Ujung Jalan" menjadi cermin perjalanan Kota Batu dari berbagai sudut pandang waktu. Dengan hadirnya bedah buku ini kita diajak untuk merenungi transformasi kota yang terus berkembang, serta harapan bagi masa depan yang lebih cerah.