free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Kenang Kejayaan Armada Laut Majapahit, Disbudpar Jatim Abadikan 17 Patung di Dasar Laut Bangsring

Penulis : M. Bahrul Marzuki - Editor : Nurlayla Ratri

10 - Oct - 2024, 13:22

Placeholder
Pj. Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono secara resmi meletakkan patung Patih Gadjah Mada

JATIMTIMES - Pj. Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono secara resmi meletakkan patung Patih Gadjah Mada yang merupakan salah satu prajurit terbaik dari kerajaan Majapahit di Kawasan Wisata Bangsring Underwater di Banyuwangi, Kamis (10/10).

Selain patung Patih Gadjah Mada setidaknya terdapat 17 patung replika dari Kerajaan Majapahit dan monumen patung Mas Bagus Wangsakarya yang secara resmi merupakan bagian dari pengembangan wisata bawah laut.

Baca Juga : Konsisten Jalankan ESG, Bank Jatim Bangun Citra Positif di Mata Investor 

Selama ini, Bangsring Underwater dikenal kaya dengan biota laut. Itu seperti terumbu karang, ikan, penangkaran hiu, dan berbagai macam model eco-tourism bawah laut, 

"Agar wisatawan memiliki pengalaman yang unik ketika melaksanakan kegiatan snorkling maupun diving dikawasan Bangsring Underwater. Selain sebagai tempat wisata, Bangsring Underwater akan menjadi tempat edukasi, baik di sektor lingkungan laut maupun sejarah," terang Adhy Karyono.

Terkait dengan monument patung Mas Bagus Wongso Karyo adalah tokoh Blambangan yang dikenal sebagai guru dari Susuhunan Prabu Tawang Alun kerajaan Macan Putih. Bagus Wongso adalah tokoh yang gigih mengangkat harkat diri Blambangan. 

Dengan berpegang pada falsafah andhap asor terhadap manusia dan alam, Bagus mengajarkan keteguhan dalam kelenturan. Yakni, berprinsip pada watak air yang menghidupi dan meliputi segala yang hidup.

Bagus Wongso disebut pernah bertapa di dalam laut. Yang bermakna laut adalah kebijaksanaan dan kesempurnaan. 

"Tutur lisan juga mengatakan hendaklah anak cucunya rendah hati dalam memperlakukan makhluk di darat dan di air," lanjut Adhy.

Sementara itu Majapahit dikenal sebagai Kerajaan Hindu Budha terbesar di Nusantara. Mulai berkembang antara tahun 1293M – 1525M dimana masa ke-emasan Majapahit diperintah oleh Raja Hayam Wuruk pada tahun 1351M – 1389M.

Wilayah pusat Majapahit terletak di Pulau Jawa bagian timur yang terbagi atas beberapa Nagara dengan dipimpin oleh penguasa daerah yang disebut dengan Bhre. Salah satu Nagara yang paling terkenal yakni Lamajang (Lumajang) yang menguasai wilayah timur pulau jawa.

Kawasan Nagara Lamajang disebut Lamajang Tigang Juru karena memiliki 3 batas pantai yakni Selat Madura, Selat Bali, dan Samudera Hindia.

Beberapa tokoh penting dalam Majapahit selain Mahapatih Gadjah Mada yang terkenal dengan keperkasaan dan kiecerdasannya, juga ada Mpu Nala yang mendampingi Patih Gadjah Mada pada saat melakukan penyerbuan ke Bali maupun di Dompo, Sumbawa. Hal ini diceritakan dalam prasasti, kitab Nagarakertagama dan serat Pararaton.

"Wilayah Banyuwangi dikembangkan menjadi Majapahit Warrior Underwater sebagai mana disebutkan diatas bahwa sebagai bagian dari Lamajang Tigang Juru," tambah Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Jawa Timur, Evy Afianasari.

Baca Juga : Terus Dikaitkan dengan Dugaan Kasus Korupsi, Abah Gun Terbukti Banyak Realisasikan Aspirasi Rakyat

Menurut dia Banyuwangi sudah sejak lama menjadi wilayah yang menghubungkan antara Jawadwipa, Madura, dan Balidwipamandala. Serta telah menjadi tradisi bahwa masyarakat Banyuwangi sejak dulu lihai dalam berlayar menguasai samudera karena mempunya 3 pantai disekitar wilayahnya (Tigang Juru). 

Hal ini menunjukkan masyarakat di wilayah Banyuwangi dapat menjadi penerus semangat Gadjah Mada dan Laksamana Mpu Nala Wiramandalika sebagai prajurit maritim yang hebat. 

Gadjah Mada dan Mpu Nala sebagai sepasang pahlawan Majapahit yang berhasil membawa kemegahan Majapahit di Nusantara. Gadjah Mada adalah pengatur strategi yang hebat. 

"Hal ini sudah sepantasanya dapat kita ekspresikan sebagai ikon dikawasan yang akan dikembangkan menjadi Majapahit Warrior Underwater," tutur Evy.

Dari cerita relief candi Jabung (Probolinggo), Candi Surawana (Kediri), dan Pendopo Teras Dua Candi Penataran (Blitar) dapat ditarik cerita bahwa Kerajaan Blambangan merupakan bagian dari Majapahit. Dari berbagai relief pada Candi tersebut, terdapat berbagai kisah-kisah seputar Kerajaan Blambangan.

Pada Candi Jabung dan Surawana terdapat Relief Putri Sri Tanjung yang dituduh oleh suaminya Raden Sidapaksa sebagai istri tidak setia. Kemudian dibunuh dengan Keris dan arwahnya menyebrangi sungai kematian dengan menaiki lumba-lumba hingga di tolong Ra Nini (Batari Durga). 

Di Banyuwangi, Dewi Sri Tanjung dibunuh suaminya dan jenazahnya diceburkan di sungai yang kotor dan berbau. Akan tetapi, seketika sungai itu menjadi bersih, jernih, dan berbau harum sehingga dinamakan Banyuwangi.

Majapahit Warrior Underwater 2024 merupakan salah satu bentuk apresiasi atas Kejayaan Majapahit di perairan Nusantara. Dimana kegiatan ini, tidak berkaitan dengan konflik dalam kisah Blambangan – Minak Jinggo yang memang harus ditinjau ulang kebenarannya, sebab sumber-sumber sejarah otentik tidak pernah memberitakan konflik tersebut.

Evy menambahkan diharapkan kedepan Majapahit Warrior Underwater akan memajukan potensi wisata, budaya, sejarah, dan pesona alam bawah laut sembari mengangkat kejayaan Tiga ing Juru di wilayah Banyuwangi. Di sisi lain, sang Ratu Suhita, salah satu penguasa Majapahit (1429M – 1447M) memiliki darah Banyuwangi. 


Topik

Pemerintahan Majapahit Disbudpar Jatim Bangsring



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

M. Bahrul Marzuki

Editor

Nurlayla Ratri