JATIMTIMES - Sammy Basso, salah satu penyintas terlama penyakit langka progeria, meninggal dunia pada Minggu (6/10) di usia 28 tahun. Kabar duka ini segera menjadi sorotan publik, hingga Selasa (8/10) nama Sammy Basso serta penyakit yang dideritanya, Progeria, menjadi topik yang paling dicari di Google.
Progeria, atau lebih dikenal dengan Sindrom Hutchinson-Gilford (HGPS), adalah penyakit genetik langka yang menyebabkan penuaan dini. Penderitanya mengalami percepatan proses penuaan yang jauh lebih cepat dibandingkan usia sebenarnya. Akibatnya, sejak usia dini, orang dengan progeria memiliki penampilan yang menua secara drastis, seperti yang dialami Sammy Basso sejak masa kecilnya.
Baca Juga : 9 Orang Ini Sebaiknya Hindari Konsumsi Kopi Hitam
Mengutip dari situs Asosiasi Progeria Italia, penyakit ini sangat jarang terjadi, hanya menyerang 1 orang dari setiap 9 juta kelahiran. Pada awalnya, anak-anak dengan progeria terlihat tumbuh normal, tetapi mulai usia sekitar dua tahun, tanda-tanda penuaan dini mulai muncul.
Penyebab utama dari progeria adalah mutasi pada gen LMNA, yang bertanggung jawab atas pembentukan protein penting untuk struktur inti sel manusia. Mutasi ini menyebabkan pengerasan arteri (arteriosklerosis) yang muncul sejak masa kanak-kanak, meningkatkan risiko penyakit jantung yang parah dan masalah kardiovaskular lainnya.
Selain tampilan fisik yang cepat menua, penderita progeria juga mengalami berbagai masalah kesehatan lain seperti osteoporosis, osteolisis, dan arthritis. Mereka juga menghadapi keterlambatan pertumbuhan, perkembangan yang terganggu, serta kerusakan kulit. Salah satu risiko terbesar bagi mereka adalah penyakit jantung progresif yang kerap menyebabkan kematian dini.
Rata-rata penderita progeria memiliki harapan hidup antara 8 hingga 21 tahun. Namun, Sammy Basso berhasil bertahan hingga usia 28 tahun, menjadikannya salah satu penyintas terlama dari penyakit yang mematikan ini.
Perjalanan Hidup Sammy Basso
Sammy Basso lahir pada tahun 1995 di Schio, Veneto, Italia Utara, dan didiagnosis menderita progeria pada usia dua tahun. Setelah menerima diagnosis ini, Sammy bersama keluarganya mendirikan Asosiasi Progeria Italia pada tahun 2005. Melalui asosiasi ini, Sammy berupaya menyebarkan kesadaran tentang progeria serta memberikan dukungan kepada para penderita lain.
Dalam salah satu dokumenternya yang ditayangkan di National Geographic berjudul Sammy’s Journey, Sammy berbagi kisah hidupnya dan perjuangannya melawan progeria. Dokumenter tersebut menceritakan perjalanan Sammy menyusuri Route 66 dari Chicago ke Los Angeles, ditemani oleh orang tuanya dan sahabatnya, Riccardo. Kisah inspiratif ini menyentuh banyak orang, memperlihatkan semangat pantang menyerah yang dimiliki Sammy.
Baca Juga : Air di Tempat Catering Penyebab Keracunan Massal di Blitar Terbukti Mengandung Salmonella
Meskipun mengalami banyak keterbatasan akibat penyakitnya, Sammy tetap menjalani hidup dengan penuh semangat. “Daripada fokus pada batasan yang diberikan progeria, saya lebih suka memikirkan hal-hal yang bisa saya lakukan untuk memberikan dampak positif,” ujar Sammy, seperti yang dikutip dari laman Asosiasi Progeria Italia.
Menurut perkiraan Asosiasi Progeria Italia, ada sekitar 350 kasus progeria di seluruh dunia. Namun, hanya sekitar 130 kasus yang dikategorikan sebagai progeria klasik, dan empat di antaranya berada di Italia. Penyakit ini sangat langka, dengan prevalensi hanya 1 dari setiap 8 juta orang yang lahir.