JATIMTIMES – H Muhammad Abdurrahman al Kautsar atau Gus Kautsar, pemimpin Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kabupaten Kediri, hadir menutup rangkaian kegiatan Olimpiade Santri Nusantara Zona 3 di Pondok Pesantren Bustanul Mutaallimin Dawuhan, Kota Blitar, pada Sabtu malam (5/10/2024).
Acara ini merupakan bagian dari peringatan satu abad berdirinya Ponpes Al Falah Ploso, yang telah menjadi salah satu pusat pendidikan Islam ternama di Indonesia.
Baca Juga : Bergerak secara Mandiri, Abah Gun Terima Dukungan dari Barisan Rakyat Relawan 02
Olimpiade Santri Nusantara ini melibatkan ratusan santri dari berbagai pondok pesantren di Jawa Timur, khususnya dari wilayah Kediri, Tulungagung, Blitar, dan Malang. Kegiatan yang menjadi ajang seleksi lomba qiroatul kutub atau kajian kitab kuning ini diikuti lebih dari 500 peserta, menjadikannya salah satu acara terbesar yang mempertemukan santri dari berbagai daerah di Indonesia.
Dalam sambutannya, Gus Kautsar menyampaikan harapannya agar Olimpiade Santri Nusantara mampu mempererat hubungan antarpondok pesantren di seluruh tanah air. “Malam ini, kami adakan penutupan penyisihan Olimpiade Santri Nusantara. Ini adalah satu dari rangkaian seleksi lomba qiroatul kutub yang diadakan di seluruh Indonesia,” ujar Gus Kautsar, menjelaskan bahwa acara ini merupakan bagian dari upaya untuk menjaga tradisi keilmuan di kalangan santri.
Menurut Gus Kautsar, ajang ini dibagi menjadi 15 zona yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa. Kota Blitar sendiri masuk ke dalam zona 3, bersama dengan Kabupaten Kediri, Tulungagung, dan Malang. “Alhamdulilah, semua rangkaian acara di Blitar berjalan lancar. Peserta yang mengikuti kompetisi ini, insyaallah, lebih dari 500 santri dari berbagai pondok,” tuturnya.
Penyelenggaraan Olimpiade Santri Nusantara ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat silaturahmi dan kerjasama antarpondok pesantren. Gus Kautsar berharap bahwa kompetisi seperti ini dapat terus diadakan di masa mendatang untuk memperkaya wawasan keilmuan santri serta mempererat hubungan sosial antarpondok.
Setelah melalui seleksi ketat, para juara dari setiap zona akan mengikuti tahap selanjutnya di Ponpes Al Falah Ploso. “Juara di Zona 3 ini akan melanjutkan seleksi lagi di Ponpes Al Falah Ploso dalam rangka memperingati Hari Lahir Satu Abad Ponpes Al Falah Ploso,” kata Gus Kautsar. Ia juga menambahkan bahwa setelah Blitar, zona lain akan menyusul menyelenggarakan kegiatan serupa hingga akhirnya seluruh zona selesai melaksanakan seleksinya.
Kegiatan Olimpiade Santri Nusantara ini tidak hanya dipandang sebagai ajang kompetisi semata, tetapi juga sebagai bentuk apresiasi terhadap peran santri dalam mempertahankan tradisi intelektual Islam. “Kami berharap, dengan adanya acara ini, semangat para santri dalam mempelajari kitab kuning semakin tinggi, dan ukhuwah antarpondok pesantren semakin kokoh,” ujar Gus Kautsar di akhir acara.
Baca Juga : Viral, Seorang Pria Nekat Ambil Dompet di Depan Pemilik Toko di Kota Malang
Penutupan Olimpiade Santri Nusantara Zona 3 ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Gus Kautsar. Ratusan santri yang hadir tampak khusyuk mengikuti rangkaian acara penutupan, dengan harapan semoga ajang ini menjadi berkah bagi perjalanan keilmuan mereka ke depan. Bagi santri-santri yang berhasil lolos ke babak selanjutnya, ini menjadi langkah awal untuk mengukir prestasi yang lebih besar di tingkat nasional.
Dengan diselenggarakannya acara ini, Gus Kautsar juga menegaskan pentingnya peran pesantren dalam membangun karakter bangsa melalui pendidikan agama. Menurutnya, pesantren harus terus menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi yang berilmu dan berakhlak mulia. “Semoga Olimpiade Santri Nusantara ini menjadi salah satu bentuk ikhtiar kita dalam mempersiapkan generasi yang tangguh, baik dalam ilmu agama maupun kehidupan bermasyarakat,” katanya.
Olimpiade Santri Nusantara sendiri telah menjadi salah satu program unggulan Ponpes Al Falah Ploso, yang digelar secara berkala dalam memperingati momentum-momentum penting pesantren. Peringatan satu abad ini pun dirayakan dengan berbagai acara yang melibatkan santri dari berbagai daerah, menunjukkan bahwa semangat kebersamaan dan keilmuan tetap menjadi pondasi utama dalam perjalanan panjang pesantren di Indonesia.