JATIMTIMES - Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut 1 Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim mengaku puas dengan nomor yang didapat. Menurut dia ini sesuai seperti yang diharapkan.
"Saya sangat berbahagia sekali dan Mas Lukman. Kami berdua telah mendapatkan nomor urut satu," kata Luluk.
Baca Juga : Calon Tunggal Pilkada Gresik Yani-Alif Dapat Nomor Urut 1, KPU: Masyarakat Diberikan Kesempatan Memilih
Luluk menilai nomor satu adalah nomor kemenangan yang memiliki filosofi kompleks. Semua pihak seringkali disatukan dengan seruan satu. "Insya Allah kita punya tekad yang sama, kita akan punya satu nyali, punya satu jiwa, ada satu barisan, satu gerakan. Nah ini yang akan menjadi modal dasar untuk bisa membangun Jawa Timur," ujarnya.
Dikatakan mantan Ketua Umum Kopri PB PMII ini bahwa semangatnya semakin bertambah setelah mendapat nomor urut 1. Ia meyakini mampu memberikan semangat perubahan untuk Jatim yang lebih maju, masyarakatnya makmur.
Mbak Luluk mengatakan, kemerintahan yang tidak dapat merubah kondisi kemiskinan di Jatim tidak perlu dilanjutkan. Jika ingin perubahan yang lebih makmur, butuh tekat yang kuat. Butuh mental perubahan, bahwa kesejahteraan masyarakat Jatim harus dapat diraih dan diwujudkan bersama-sama.
"Gak ada cara lain kecuali memang kita benar-benar mau berubah. Kalau kita ingin mengurangi angka kemiskinan, dimana Jawa Timur masih menjadi provinsi dengan jumlah penduduk miskin yang terbesar di Indonesia. Masa iya kemudian ini mau dilanjutkan," kata dia.
Mbak Luluk menuturkan, selain muda pihaknya dan Lukman sudah memiliki pengalaman yang matang dalam kepemerintahan. Oleh karena itu dia sudah melakukan pemetaan permasalahan apa saja yang harus dibenahi di untuk mengangkat derajat kesejahteraan Jatim.
Baca Juga : Bertugas Mulai Besok, 5 Wabup di Jatim Jadi Plt Bupati hingga 23 November 2024
Angka pengangguran di Jatim dikatakannya sangat tinggi. Kondisi tersebut sebenarnya tidak sejalan dengan posisi geografis Jatim yang memiliki banyak potensi. Ia menegaskan Jatim memiliki kekuatan agraris maritim. Kesuburan tanah dan kekayaan alam begitu melimpah yang idealnya dapat menampung jutaan pekerja. Namun yang terjadi malah kondisi yang sebaliknya.
"Sekarang angka partisipasi di dunia kerja itu justru disumbangkan lebih banyak oleh mereka yang lulusan SD 42%. Sementara yang lulusan SMA sama SMK itu justru penyumbang tingkat pengangguran terbuka," imbuhnya.